Manusia’
Didalam menjalin hubungan Suami Istri, siapapun akan mendambahkan Keturunan
dambah’an hati, untuk itu jejakkasus.com menyajikan kisah Nabi Zakaria as di
saat beliau menginginkan seorang anak/ keturunan dengan berdoa kepada ALLAH
SWT, selain berdoa di sertai Ikhtiar,
artinya adalah Upaya
dan Usaha.
Nabi Zakaria as adalah salah satu
nabi. Beliau menyerukan tauhid, penyembahan Allah swt, kesucian dan kebenaran
sepanjang umur dan memberikan hidayat kepada umat ke jalan yang lurus. Ketika
sampai pada usia lanjut, beliau berpikir akan segera dijemput oleh kematian
maka beliau tenggelam dalam kesedihan.
Alasan kedukaan dan kesedihan nabi
Zakaria as adalah karena beliau tidak memiliki putera dan di antara orang-orang
terdekat beliau tidak terdapat seseorang yang akan melanjutkan jalannya. Oleh
karena itulah beliau as sangat bersedih karena obor hidayat yang sejak dahulu
menyala di dalam keluarganya dan turun menurun dari ayah-ayahnya akan padam.
Usia lanjut dan kemandulan sang
isteri tidak menghalanginya berputus asa dari rahmat dan kasih Ilahi. Beliau as
menyatakan permohonan dan harapannya ini kepada Allah swt dalam berbagai
kesempatan yang disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak tiga kali:
a) Hannah, isteri Imran ketika hamil
bernadzar bila melahirkan anak akan dikhidmatkan untuk Baitul Maqdis. Ketika
lahir seorang anak perempuan ia berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
melahirkannya seorang anak perempuan –meskipun aku berharap ia adalah
laki-laki-. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon
perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau
daripada setan yang terkutuk”.
Allah swt pun menerima nadzarnya.
Nabi Zakaria as yang adalah suami bibi Maryam dan pembesar Baitul Maqdis
memegang hak pengasuhan Maryam dan membesarkannya. Beliau as membangunkan
sebuah mihrab untuknya di dalam masjid sehingga Maryam dapat beribadah di
dalamnya. Nabi Zakaria as setiap kali masuk mihrab untuk mengunjungi Maryam
menyaksikan di sisi Maryam terdapat makanan segar dan buah-buahan yang bukan
musimnya, beliau as bertanya kepada Maryam: “Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?
Maryam menjawab: “Makanan itu dari
sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab”.
Ketika itulah, ibadah, spiritual dan
kesempurnaan-kesempurnaan Maryam menggoncang nabi Zakaria as dan beliau berkata
dalam diri: “Alangkah indahnya bila aku memiliki keturunan seperti ini”. Dan
tanpa menunggu lebih lama beliau as mengangkat tangan berdoa dan berkata:
رَبِّ هَبْ لى مِنْ لَدُنْكَ
ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء
Kemudian ketika beliau as sedang
shalat di Mihrab, malaikat Ilahi memberikan berita gembira kepadanya bahwa
Allah swt akan menganugerahkan kepadamu seorang putera bernama Yahya yang akan
menjadi besar, suci dan nabi.
Dengan tidak percaya Nabi Zakaria as
berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat
tua dan istriku pun seorang yang mandul?!”
Dijawab: “Demikianlah, Allah berbuat
apa yang dikehendaki-Nya”.
b) Disebutkan di dalam permulaan
surat Maryam: Ingatlah rahmat Allah swt kepada nabi Zakaria as, tatkala ia
berdoa kepada Tuhannya dengan suara perlahan dan mengatakan:
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ العَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيّاً *
وَإِنِّي خِفْتُ المَوالِيَ مِنْ وَرائِي وَكانَتِ امْرَأَتِي عاقِراً فَهَبْ لِي
مِنْ لَدُنْكَ وَلِيّاً * يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ
رَبِّ رَضِيّاً
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku
telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa
dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka
anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan
mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang
yang diridai”.
Terdengar seruan dari sisi Tuhan:
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan namanya”.
Nabi Zakaria as menjawab: “Ya
Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang
mandul?”
Dijawab: “Demikianlah, hal itu
adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu,
padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
Allah swt menganugerahkan nabi Yahya
kepada nabi Zakaria dengan membawa kitab dan hikmah.
c) Pada surat al-Anbiya’ [21], dalam
rangka menyebutkan kisah para nabi as dan menyinggung kehidupan dan penghambaan
mereka, ketika sampai pada nabi Zakaria as Allah swt berfirman: “Dan (ingatlah
kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya:
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ
خيْرُ الوارِثينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau
membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”
Maka Allah swt berfirman: “Maka Kami
mengabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan
istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa
kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk
kepada Kami”.
Beberapa
Riwayat
1- Disebutkan di dalam sejarah bahwa
setiapkali Nabi saw mengutus Imam Ali as ke medan perang, beliau saw berdoa dan
mengatakan:
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ
خيْرُ الوارِثينَ
2- Almarhum
Kulaini mengisahkan dari Harits Nashri bahwa ia berkata: Aku mengatakan kepada
Imam Shadiq as: Keluargaku seluruhnya telah tiada dan aku pun tidak memiliki
putera. (Maksudnya ajarkanlah kepadaku suatu doa sehingga dengan berkahnya aku
memperoleh keturunan).
Imam
Shadiq as berkata: Ucapkanlah dalam sujudmu:
رَبِّ هَبْ لي مِنْ لَدُنْكَ
ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik, Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa
dan
رَبِّ لا تَذَرْني فَرْداً وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوارِثين “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang
diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik”.
Haris berkata: Aku mengamalkan
instruksi Imam Shadiq as dan membaca dua ayat ini dalam sujudku. Allah swt menganugerahi
dua putera bernama Ali dan Husain”.
3- Ali bin
Muhammad Shaimiri Katib berkata: “Aku telah menikah dengan puteri Jakfar bin
Muhammad Katib dan aku sangat mencintainya, akan tetapi aku tidak memperoleh
keturunan dari pernikahan ini. Aku pergi ke sisi Imam Hadi as dan menceritakan
kisahnya untuk beliau as. Beliau tersenyum dan berkata: Siapkanlah sebuah
cincin yang batunya dari Pirus dan tulislah di atasnya: رَبِّ لا تَذَرْني
فَرْداً وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوارِثين. Shaimiri berkata: “Aku menuruti anjuran
Imam Hadi as, maka tidak berselang satu tahun aku telah dianugerahi seorang putera dari isteriku”
Terdapat pula riwayat-riwayat lain berkenaan
dengan cara memohon dikarunia keturunan
Nabi Zakariya as berdoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku
dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Pendengar doa".
(QS: Ali Imran Ayat: 38)