Monday, December 29, 2014

Tentang Artis Cita Citata

Jakarta, jejakkasus.com- Cita Citata (lahir di Bandung, 14 Agustus 1994; umur 20 tahun) adalah seorang penyanyi dan aktris Indonesia. Ia mulai populer sejak lagu Sakitnya Tuh di Sini yang diperkenalkan dalam sinetron Diam-Diam Suka: Cinta Lama Bersemi Kembali. Ia juga turut berperan dalam sinetron tersebut.
Karier:  Ia mulai menggeluti dunia musik dengan singel Kalimera Athena ciptaan Doel Sumbang. Pada saat kelas 4 sekolah dasar, ia sering menyanyi dangdut di acara resepsi pernikahan. Sejak SMA, ia mulai menyanyi pop. Kemudian, ia mulai bernyanyi musik jazz. Ia mengawali kariernya sebagai penyanyi jazz, namun bergabung dengan Sani Musik Indonesia pada pertengahan tahun 2014 sebagai penyanyi dangdut. Ia merilis singel yang berjudul Sakitnya Tuh di Sini.

Ia mengaku sangat terkejut sekaligus bangga dengan pencapaiannya. Ia tak mengira lagu dangdut itu bisa digemari masyarakat Indonesia. Dalam beberapa minggu, lagu tersebut berada di posisi puncak di berbagai radio di seluruh Indonesia.

Kehidupan Pribadi: Pada tanggal 28 Oktober 2012, Cita Citata menikah dengan Galih Purnama dan dicatat di KUA Bojongloa Kaler, Bandung. Ia disomasi suaminya, karena mengingkari Galih Purnama adalah suaminya. Pada tanggal 24 Desember 2014, suami Cita Citata mengajukan gugat cerai (talak) ke Pengadilan Agama Kota Bandung. Pada tanggal 26 Desember 2014, Cita Citata mengakui bahwa ia telah melakukan kebohongan publik dengan mengingkari bahwa ia telah menikah dan pernah bekerja di tempat karaoke, ternyata semuanya benar

Kepolisian Klungkung mengerahkan seluruh kekuatan untuk Tahun Baru 2015


Klungkung, jejakkasus.com- Kepolisian Resort Klungkung mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengamankan jalannya perayaan pergantian malam tahun baru, untuk dikabupaten Klungkung di Pusatkan di Lapangan Puputan Klungkung.
Demikian dikatakan Kapolres Klungkung AKBP Ni Wayan Sri Yudayatni Wirawati SiK, di Mapolres Klungkung, Selasa, (30/12), pengamanan malam perayaan tahun baru ini merupakan bagian dari operasi Lilin 2014.
Polres Klungkung dan mitra terkait seperti TNI, Dishub, Sat Pol. PP dan instansi terkait lainnya siap mengamankan masyarakat yang memperingati jalannya pergantian malam tahun baru, untuk tempat konsentrasi pengamanan diutamakan pada tempat-tempat ibadah dan tempat lain yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk merayakan malam tahun baru seperti Lapangan Puputan Klungkung, Kecamatan Dawan dan Banjarangkan.
Ditambahkannya, bahwa pengamanan ini tidak semata-mata tugas Kepolisian dan TNI, akan tetapi masyarakat juga diharapkan ikut terlibat, oleh karena itu Kapolres berharap agar masyarakat dapat menghindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya gangguan kamtibmas.
Kapolres Klungkung menghimbau kepada seluruh masyarakat, untuk selalu menjaga situasi yang damai, keaneka ragaman harus kita jaga bersama-sama. Bagi Masyarakat yang mempunyai agenda liburan bersama keluarga diluar rumah, diharapkan betul-betul menjaga keselamatan dalam perjalanan dan memastikan keamanan tempat tinggal sebelum bepergian dan tidak melakukan hal-hal yang berlebihan dalam menyambut malam pergantian tahun.
Untuk data kriminalitas di Kabupaten Klungkung ditahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 34 % dibandingkan dengan tahun 2013. Untuk jumlah kasus yang terjadi di kabupaten Klungkung pada tahun 2013, lapor sebanyak 225 kasus, selesai 132 kasus. Sedangkan jumlah kaus yang terjadi pada tahun 2014, lapor 302 kasus, selesai 216 kasus. sumber Pid Humas Polres Klungkung. www.jejakkasus.info

Monday, December 8, 2014

Jejak Kasus Membahas Limbah B3 PT Jawa Pos Group Di Buang Ke Nunan Drajat Lamongan

GRESIK, www.jejakkasus.info- Berawal dari pembahasan PT Adiprima Suraprinta (PT AS) Tidak Mengantongi Ijin Pengelolaan Limbah B3 dan Manifest, Tim Jejak Kasus senin 8 Desember 2014 membincangkannya, di jalan raya by pas brangkal mojokerto, di karenakan ada keluhan warga yang takut kena dampaknya, maka Jejak Kasus turun lapangan guna menyakinkan kebenarannya. Setelah itu Jejak Kasus akan melanjutkan kofirmasi ke LH setempat dan selanjutnya ke Menteri LH RI. pasalnya ada dugaan kuat lokasi pembuangan limbah B3 di seputaran Sunan Drajat' ada main dengan aparat kepolisian Lamongan bahkan Bupati
PT Adiprima Suraprinta (Grup Jawa Pos) Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresikyang diduga terkategori bahan berbahaya dan beracun (B3) itu masih saja berjalan. Bahkan, akhir-akhir ini, aktivitas pembuangan limbah kertas itu semakin meningkat.
Aktivitas pembuangan PT Adiprima Suraprinta (PT AS)ini, jelas merupakan pelanggaran besar karena limbah B3 yang dibuang seharusnya dikelola dan tidak dibuang secara terbuka (open dumping), secara tidak langsung akan menimbulkan pencemaran terhadap sumber-sumber air yang dikonsumsi warga sekitar pembuangan limbah. Pabrik yang spesialisasi dalam pembuatan kertas koran ini menebar ancaman serius pada kerusakan lingkungan hidup di daerah Kecamatan Wringinanom dan Kali Surabaya.
PT Adiprima telah melakukan proses pemisahan dengan beberapa katalis diantaranya, anti bakteri, NaOH, Na2SiO3, H2O2 yang berfungsi sebagai bahan pemutih kertas.
Berdasarkan pantauan jejak kasus di lapangan, PT Adiprima suraprinta berpotensi membuang limbah yang bersifat B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) ke lingkungan, terutama limbah padat yang dibuang di areal desa Sumengko, sebagian lagi di desa/kec Wringinanom, Kabupaten Gresik untuk bulan lalu.
Bahan Beracun Beracun yang dibuang, menurut sumber, terdiri dari logam berat berbahaya seperti, Arsenik (Cu), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Seng (Zn), Kobalt (Co), Perak (Ag). Juga terdapat Sianida (CN) tetapi umumnya hanya pada kadar yang sangat kecil, dan lainnya.
"Setiap harinya, sekitar 12 truk mengangkut limbah padat hingga mencapai 71 truk per hari atau setara dengan 350 ton (70% terdiri dari air). Yang lebih mengkhawatirkan saat ini adalah diantara tumpukan limbah padat tersebut tumbuh jamur yang kerap dikonsumsi oleh warga desa sekitar, padahal media tumbuh dari jamur-jamur tersebut diduga kuat tersusun atas bahan beracun berbahaya," tegas sumber.
Dengan buruknya kinerja pengelolaan lingkungan PT AS, warga menginginkan managemen PT AS melakukan rehabilitasi lahan open dumping.
Kini di ketahui jejak kasus, PT Adiprima di duga kuat membuang limbahnya di wilayah hokum lamongan, pasalnya selama beberapa minggu ini, mobil truk kapasitas Tronton bermuatan Limbah B3 dari PT Adiprima Suraprinta (PT AS) melewati jalan raya Gedeg mojokerto menuju lamongan, di duga kuat tidak mengantongi ijin Pengelolaan Limbah B3 dan Manifest mobil pengangkut limbah B3.
Dalam ketentuan pengelolaan limbah B3 terdapat ketentuan untuk menyampaikan pelaporan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan limbah B3 yaitu: Keterangan Foto: ilustrasi
Menyampaikan dokumen limbah B3 (manifest) sesuai dengan format terlampir selambat-lambatnya 30 hari, terhitung sejak limbah dikirim;
Pelaporan rutin triwulan/tiga bulanan sesuai dengan jenis kegiatannya dengan mengacu pada format terlampir
Manifest merupakan dokumen yang menunjukkan perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan sampai dimanfaatkan/diolah/ditimbun.
Dokumen limbah B3 bertujuan untuk mengetahui mata rantai perpindahan dan penyebaran limbah B3, dan legalitas kegiatan pengelolaan limbah B3.
Dokumen limbah B3 terdiri dari 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkutan hanya satu kali dan terdiri dari 11 (sebelas) rangkap bila pengangkutan lebih dari satu kali. Bersambung: Di duga Polres Gresik, Lamongan dan Polda Jatim Tidak Berdaya pasalnya tidak ada tindakan tegas.
PT PRIA SAKTI PERKASA KepMenHum & HAM No. 13286.40.10.2014. Pin BlackBerry Messenger Redaksi 2B7431B5 WhatsAap: 082141523999

Jejak Kasus Membahas Limbah B3 PT Adiprima Suraprinta (PT AS) / Jawa Pos Group Di Buang Ke Nunan Drajat Lamongan

GRESIK, www.jejakkasus.info- Berawal dari pembahasan PT Adiprima Suraprinta (PT AS) Tidak Mengantongi Ijin Pengelolaan Limbah B3 dan Manifest, Tim Jejak Kasus senin 8 Desember 2014 membincangkannya, di jalan raya by pas brangkal mojokerto, di karenakan ada keluhan warga yang takut kena dampaknya, maka Jejak Kasus turun lapangan guna menyakinkan kebenarannya. Setelah itu Jejak Kasus akan melanjutkan kofirmasi ke LH setempat dan selanjutnya ke Menteri LH RI. pasalnya ada dugaan kuat lokasi pembuangan limbah B3 di seputaran Sunan Drajat' ada main dengan aparat kepolisian Lamongan bahkan Bupati
PT Adiprima Suraprinta (Grup Jawa Pos) Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresikyang diduga terkategori bahan berbahaya dan beracun (B3) itu masih saja berjalan. Bahkan, akhir-akhir ini, aktivitas pembuangan limbah kertas itu semakin meningkat.
Aktivitas pembuangan PT Adiprima Suraprinta (PT AS)ini, jelas merupakan pelanggaran besar karena limbah B3 yang dibuang seharusnya dikelola dan tidak dibuang secara terbuka (open dumping), secara tidak langsung akan menimbulkan pencemaran terhadap sumber-sumber air yang dikonsumsi warga sekitar pembuangan limbah. Pabrik yang spesialisasi dalam pembuatan kertas koran ini menebar ancaman serius pada kerusakan lingkungan hidup di daerah Kecamatan Wringinanom dan Kali Surabaya.
PT Adiprima telah melakukan proses pemisahan dengan beberapa katalis diantaranya, anti bakteri, NaOH, Na2SiO3, H2O2 yang berfungsi sebagai bahan pemutih kertas.
Berdasarkan pantauan jejak kasus di lapangan, PT Adiprima suraprinta berpotensi membuang limbah yang bersifat B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) ke lingkungan, terutama limbah padat yang dibuang di areal desa Sumengko, sebagian lagi di desa/kec Wringinanom, Kabupaten Gresik untuk bulan lalu.
Bahan Beracun Beracun yang dibuang, menurut sumber, terdiri dari logam berat berbahaya seperti, Arsenik (Cu), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), Seng (Zn), Kobalt (Co), Perak (Ag). Juga terdapat Sianida (CN) tetapi umumnya hanya pada kadar yang sangat kecil, dan lainnya.
"Setiap harinya, sekitar 12 truk mengangkut limbah padat hingga mencapai 71 truk per hari atau setara dengan 350 ton (70% terdiri dari air). Yang lebih mengkhawatirkan saat ini adalah diantara tumpukan limbah padat tersebut tumbuh jamur yang kerap dikonsumsi oleh warga desa sekitar, padahal media tumbuh dari jamur-jamur tersebut diduga kuat tersusun atas bahan beracun berbahaya," tegas sumber.
Dengan buruknya kinerja pengelolaan lingkungan PT AS, warga menginginkan managemen PT AS melakukan rehabilitasi lahan open dumping.
Kini di ketahui jejak kasus, PT Adiprima di duga kuat membuang limbahnya di wilayah hokum lamongan, pasalnya selama beberapa minggu ini, mobil truk kapasitas Tronton bermuatan Limbah B3 dari PT Adiprima Suraprinta (PT AS) melewati jalan raya Gedeg mojokerto menuju lamongan, di duga kuat tidak mengantongi ijin Pengelolaan Limbah B3 dan Manifest mobil pengangkut limbah B3.
Dalam ketentuan pengelolaan limbah B3 terdapat ketentuan untuk menyampaikan pelaporan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan limbah B3 yaitu: Keterangan Foto: ilustrasi
Menyampaikan dokumen limbah B3 (manifest) sesuai dengan format terlampir selambat-lambatnya 30 hari, terhitung sejak limbah dikirim;
Pelaporan rutin triwulan/tiga bulanan sesuai dengan jenis kegiatannya dengan mengacu pada format terlampir
Manifest merupakan dokumen yang menunjukkan perjalanan limbah B3 sejak dihasilkan sampai dimanfaatkan/diolah/ditimbun.
Dokumen limbah B3 bertujuan untuk mengetahui mata rantai perpindahan dan penyebaran limbah B3, dan legalitas kegiatan pengelolaan limbah B3.
Dokumen limbah B3 terdiri dari 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkutan hanya satu kali dan terdiri dari 11 (sebelas) rangkap bila pengangkutan lebih dari satu kali. Bersambung: Di duga Polres Gresik, Lamongan dan Polda Jatim Tidak Berdaya pasalnya tidak ada tindakan tegas.
PT PRIA SAKTI PERKASA KepMenHum & HAM No. 13286.40.10.2014. Pin BlackBerry Messenger Redaksi 2B7431B5 WhatsAap: 082141523999

Tidak Nafkahi Istri, Oknum Polisi Tangerang Dilaporkan


TANGERANG, jejakkasus.com- Seorang anggota polisi di bawah komando Polres Metro Tangerang berpangkat Aipda berinisial S dilaporkan seorang wanita yang mengaku istrinya ke polres setempat, karena tidak pernah diberi nafkah.
“Saya melaporkan ini ke Polres Tangerang, alhamduluillah direspons. Besok rencananya akan disidang dia (suaminya),” ujar Usniati, warga Mekar Konda, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, hari ini.
Dia mengaku, kekesalnya kepada suami lantaran selain dipicu punya banyak istri, juga tak pernah menafkahkan dirinya selama pernikahan. “Saya tuntut dia Rp1,5 juta perbulan selama menikah,” katanya seraya menerangkan dia menikah secara siri atau dibawah tangan.
“Dia punya istri di Cianjur, siapa namanya saya juga lupa, terus di Pekayon, di Kecamatan Sukadiri, tetapi sekarang katanya sudah cerai kayanya. Sekarang punya lagi di Jatiwaringin,” bebernya.
Dirinya merasa aneh kepada suaminya yang bertugas di salah satu polsek di Kota Tangerang, karena tak mau mencerikan dia. “Dinafkahkan enggak, dicerai juga enggak saya. Besok jam 8 pagi rencananya dia di sidang di polres,” terangnya.
Kasubag Polres Metro Tangerang Kompol Hudono mengatakan, pihaknya belum mengetahui kronologis laporan tersebut. “Namun, biasanya laporan seperti itu provos yang menindaklajutinya, karena internal,” singkatnya. (JK1).

Sunday, December 7, 2014

Maling Helm di Gepuki babak Belur' Bagaimana dengan Pelaku Mafia Korupsi Nilainya Milyartan?..


Maling Helm di keler seperti ini, dan jika helm bekas di jual harganya 100 ribu rupiah, bagaimana dengan Hukuman para Mafia ratusan juta bahkan milyartan?.. tanpa ada siksa pukulan, bahkan hukumannya jika tidak di monitoring oleh lembaga pemantau seperti LSM, wartawan? bisa juga oknum jaksa dan hakim bermain pelacur hukum, dan tahanan luar alasannya data kurang akurat, Ujar Pria Sakti NGO HDIS menambahkan komntar. Baca beritanya..
Jakarta, jejakkasus.com- Bagi Anda yang biasa pergi ke mal dengan motor, sebaiknya bersikap lebih hati-hati jika memarkirkan motor di area parkir, terutama saat meletakkan helm. Akan lebih aman jika Anda menitipkannya di tempat penitipan helm.
Kasus kecurian helm kerap terjadi di tempat parkiran pusat-pusat keramaian. Di ITC Depok, Jawa Barat, petugas keamanan setempat berhasil mengamankan seorang pemuda yang ketahuan tengah mencuri helm.
Salah seorang karyawan ITC Depok, Triyono menuturkan, siang tadi sekitar pukul 11.00 WIB petugas keamanan tempatnya bekerja berhasil mengamankan seorang pria yang tengah mencuri helm.
"Waktu dipergoki, dia sudah ambil dua helm. Langsung dibawa ke pos keamanan. Dia enggak berkutik," ujar Triyono saat berbincang, Minggu (7/12/2014).
Setelah diamankan di pos keamanan, pelaku yang diperkirakan berusia 30 tahun itu mencoba kabur dan melompati pagar yang berbatasan dengan terminal Depok. Namun lima petugas keamanan yang dibantu polisi berhasil menangkap pelaku kembali. Lantaran kesal, para petugas keamanan itu memukuli pelaku, bahkan menelanjanginya.
"Di sini memang sering kehilangan helm di parkiran P1 basement dengan parkiran atas. Padahal sudah ada tempat penitipan. Yang hilang helm-helm mahal," tuturnya.
Petugas keamanan ITC telah menyerahkan pelaku ke Polresta Depok berikut barang bukti berupa dua helm curian. Saat ini pelaku diproses pihak kepolisian kota Depok.

Friday, December 5, 2014

TKI Malang di Abu Dhabi butuh pertolongan Presiden RI Jokowi

Abu Dhabi, jejakkasus.com- Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia TKI yang terdampar di negara asing berharap penuh pertolongan Presiden Indonesia Joko wi. Mereka mintak tolong, kita berada di Negara abu dhabi, kita di jual di sini, kita tidak laku laku bekerja, kita sudah berbulan bulan tidak punya majikan, kita perlu uang dan makan. sampai kapan kita di sini di tempat kumuh ini, di Kantor Al ain... Alamanah ini yang mnjual kita di sini. Tel.0097137376449-fax:0097137376448 email:alamana_78@yaho.com . Yth Bapak/Ibu Masyarakat Indonesia, sampaikan kepada Presiden Jokowi, kita di Abu Dhabi. ucap para TKI yang belum di pekerjakan alias belum punya majikan. Kita berada di Negara orang tepatnya di Abu Dhabi (Bahasa Arab: أبوظبي ʼAbū Ẓaby,(JK1).

Seorang Ibu Ditangkap Polisi Saat Bawa 15.000 Alat Peledak (Detonator)


Porsonil Polsek Pelabuhan, saat menunjukkan butiran detonator kepada wartawan, si Mapolsek Pelabuhan Nusantara Ajappareng, Kota Parepare
PALOPO, jejakkasus.com- Aparat Kepolisian Sektor Pelabuhan Nusantara Ajatappareng, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menangkap seorang ibu rumah tangga yang berperan sebagai kurir atas ribuan alat peledak jenis detonator. Penangkapan dilakukan di kawasan Pelabuhan Nusantara, Kota parepare, Jumat (5/12/2014).
Penangkapan dilakukan saat pelaku hendak membawa sekitar 15.000 detonator dengan menyewa jasa buruh bongkar muat.
“Kami menangkap seorang ibu rumah tangga, bernama Syahrin, membawa 15.000 detonator asal Malaysia, menggunakan kapal KM Thaliya, Jumat pagi. Saat ini, kami masih melakukan pengembangan siapa pelaku utama dari pengiriman barang haram ini,” kata AKP Anugrah Pamungkas, Kasat Reskrim Polres Parepare.
Syahrin, yang diduga menjadi kurir detonator, adalah warga Jalan Andi Makkasau, Kelurahan Ujung Baru, Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Dia mengaku membawa barang itu karena ia seorang janda yang harus menghidupi beberapa anak yang masih bersekolah.
“Baru dua kali ini saya menjadi kurir dikirim dari Malaysia, atas nama Bakri. Namun, saya hanya bertugas mengambil detonator di Pelabuhan, kemudian siapa yang mengambil nantinya saat detonator itu saya simpan di rumah, saya tidak pernah tahu namanya,“ kata Syahrin.
Sementara ini, hingga kini polisi masih mengorek keterangan dari Syahrin terkait kepada siapa ribuan detonator ini akan dikirimkan.

Polsek Kesamben Jombang Dipropamkan' Korban di Kawal Jejak Kasus


Jombang, jejakkasus.com -Merasa kurang puas dengan layanan Kanit Reskrim dan Ka Polsek Kesamben korban pengeroyokan lapor ke Propam Polres Jombang. Gaguk Nodiyanto 32 tahun korban pengeroyokan beberapa bulan yang lalu, bagaimana tidak sudah 90 hari lebih  kasus yang meninpa Gaguk (panggilan akrapnya Gaguk Nodiyanto, red) yang ditangani oleh Polsek Kesamben Jombang dirasakan Gaguk dan keluarganya semakin tidak jelas seraya menunjukkan Surat Tanda Lapor nomor STL/21/IX/2014/POLSEK (09/09/14).
Hal ini berawal dari Gaguk dengan teman sekampungnya saat itu cangkruan di warung Cak Kacung dusun Beluk desa Jombok kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang  di akhir agustus 2014, Gaguk dan kurang lebih 10 orang temannya minum-minuman keras di warung Kacung, tiba-tiba salah satu orang memukul Gaguk dan melihat Gaguk dipukul yang lain juga ikutan mengeroyok gaguk hingga babak belur, lalu Gaguk dibawa Trimo naik motor Gaguk hendak diantar pulang namun ternyata  Trimo dan rekan yang lain (Salam, Adi /grandong, Soni) sudah menunggu di jalan Tol dan siap membantai Gaguk  ternyata benar Gaguk kembali di hajar rame-rame dengan memakai batu, helm dan kayu batangan hingga kepala Gaguk robek 32 centimeter dan sekujur badannya memar bersimbah darah. Kilas Gaguk.
Dalam pemeriksaan laporan di Polsek Kesamben Jombang oleh Kanit Reskrim Aiptu Saiful Anam, Gaguk telah memebeberkan kronologi kejadian yang dialaminya  dengan rinci dan menyebutkan 4 (empat) orang (Trimo, Salam, Adi alias Grandong, dan soni) yang mengeroyoknya dan menandatangani Berkas Acara Pemeriksaan (BAP), namun berbeda dengan keterangan AKP Moch. Sidik (Kapolsek Kesamben, red) dan Aiptu Saiful Anam (04/12/2014) petinggi Polsek Kesamben ini menerangkan bahwa selama penyidikan Gaguk tidak terbuka.
Merasa dalam penanganan kasus pasal 170 KUHP terhadap korban Gaguk ini banyak rekayasa dan lebih aneh lagi Polsek Kesamben sudah menetapkan 2 orang tersangka yaitu Trimo dan Salam namun tidak ada penahanan, maka Gaguk dan keluarganya melaporkan 2 orang Petinggi Polsek Kesamben ke Propam Polres Jombang (4/12/14) dan diterima langsung oleh Kasi Propam Polres Jombang Ipda Slamet Hariyana.
Lebih lanjut menurut Elyas (anggota LSM MAKI) yang kebetulan mengawal kasus ini menganggap kerja rekan Kepolisian Polsek Kesamben terlalu lelet  dan  kurang transparan dan menurut Elyas banyak permainan antara pihak Polsek Kesamben dan tersangka dalam penanganan kasus yang menimpa Gaguk  sebab dengan melihat SP2HP tertanggal 06/11/14 sudah jelas pihak Polsek Kesamben sudah menentukan tersangka namun tetap landai mensikapinya bahkan menurut Elyas sungguh aneh 14 saksi yang sudah dipanggil untuk dimintai keterangan juga berpihak ke tersangka, dan polsek Kesamben  tidak ada upaya untuk mengembangkan  kasus ini dan malah menyalahkan korban, kilas Elyas (LSM MAKI). Melihat uniknya kasus 170 ini Pria Sakti Presiden Direktur Jejak Kasus akan mengawal kasus ini sampai tuntas. (Pria Sakti Pimpinan Pusat Jejak Kasus- 082141523999)

Thursday, December 4, 2014

Masa Allah: Maling Sandal Dipajang di Stasiun Juanda' Yakin Jika Pemuda ini Pelaku Korupsi? banyak yang merangkul

Nasip sial di timpah seorang pemuda, lantaran mencuri sandal, masa Allah, di keler dan di pajang, optimis jika pemuda ini sebagai pelaku korupsi milyartan rupiah, banyak dari oknum oknum merangkul dan saling menutupinya, entah apa tujuannya, buktinya... banyak pejabat maling masuk penjara, itupun yang kepergok korupsi. jelas Pria Sakti Pimpinan Pusat NGO HDIS menambahkan komentar. 
Jakarta, jejakkasus.com - Petugas mengamankan maling sandal dan tas di musala Stasiun Juanda, Jakarta Pusat. Pria bernama Yusuf (37).
Pria bertubuh kurus ini dipajang di lorong Stasiun Juanda. Pada bagian badan pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini dipasangi tulisan 'saya maling'. Dia diringkus petugas pada pukul 12.00 WIB, Rabu (3/12/2014).
"Karena korban tidak mau melanjutkan kasus tersebut, pihak pospol menyerahkan kepada keamanan stasiun Juanda untuk diberikan sanksi sosial,"
Selain dipajang di lorong stasiun, pria ini juga diminta membersihkan kamar mandi di stasiun itu. Yusuf kemudian diminta mengepel kamar mandi di stasiun itu dengan diawasi seorang petugas keamanan.
Yusuf bisa tertangkap setelah tak sengaja bertemu lagi dengan korbannya. Sang korban mengenali sandal yang dipakai Yusuf dan langsung melaporkannya ke petugas keamanan.
"Korbannya ini kehilangan sandal dan tas di musala stasiun itu pada 29 November lalu. Dia kehilangan dompet, HP dan juga uang Rp 360 ribu. Pas siang tadi ketemu lagi sama pelaku di lokasi yang sama," katanya.
Petugas kemudian mengamankan Yusuf dan dia mengakui perbuatannya. "Awalnya dia tidak mengaku tapi setelah diperiksa dia mengaku kalau dia pernah mengambil sandal dan tas," katanya.
Eva meminta agar penumpang berhati-hati menjaga barang yang dibawanya. "Tidak mungkin petugas menjaga musala, karena itu kita minta agar penumpang berhati-hati dengan bawaannya," katanya.

Wednesday, December 3, 2014

Cerita Anak Jenderal dan Operasi Zebra 2014 - 2015


Depok, jejakkasus.com - Dalam Operasi Zebra yang digelar Satuan Lalu Lintas Polresta Depok di Jalan Margonda Raya, Rabu (3/12/2014), seorang pemuda yang mengendarai Daihatsu Taft, menolak diperiksa kelengkapan kendaraannya. Ia mengaku anak seorang jenderal yakni Brigjen TNI AL.
Awalnya petugas kepolisian tetap bersikeras dan menjelaskan agar pemuda itu tetap menunjukkan kelengkapan surat kendaraannya. Sebab razia ini berlaku bagi siapa pun tanpa kecuali.
Namun karena pemuda itu terus menolak dan dapat memicu terjadinya keributan, polisi lalu mengalah dan menyerahkan hal ini ke Garnisun dan TNI yang mendampingi mereka dalam razia.
Kasat Lantas Polresta Depok Sri Suhartatik, yang akrab disapa Tatik, mengatakan pihaknya menghindari keributan dan pertengkaran yang lebih jauh, sehingga menyerahkan pemeriksaan itu ke Garnisun.
Menurut Tatik, peristiwa semacam ini telah diantisipasi pihaknya sehingga setiap razia digelar, mereka didampingi anggota Garnisun.
"Pemuda itu mengaku anak jenderal TNI AL. Sehingga tidak terima sewaktu kendaraannya kami hentikan untuk diperiksa kelengkapan suratnya," ujar Tatik, Rabu (3/12/2014) sore.
Menurut Tatik, pihaknya sebenarnya sudah menjelaskan dengan baik-baik kepada pemuda tersebut, bahwa siapapun harus diperiksa kelengkapan surat kendaraannya dalam operasi Zebra ini.
Namun, kata Tatik, pemuda itu justru menolak terus dan bahkan dapat memicu terjadinya keributan yang lebih jauh.
"Sehingga kami memutuskan untuk menyerahkan hal ini ke TNI agar ditangani Garnisun. Apalagi yang bersangkutan sempat menunjukkan surat yang menurutnya bisa membuktikan dia anak petinggi atau jenderal TNI," kata Tatik.

Budi Warga Blitar Tewas Usai Bersetubuh Dengan Istri Sirinya

Blitar, jejakkasus,com - Budi Irianto (48), pedagang pasar asal Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar, tewas usai berhubungan intim dengan istri sirinya.
Di atas pembaringan, di kios tempatnya berjualan, Budi sempat kejang sesaat sebelum nyawanya dipastikan melayang. Diduga, korban terkena serangan jantung usai bersetubuh.
Karena khawatir, Yuli (35), wanita yang telah dinikahi korban di bawah tangan tersebut memutuskan melapor ke kepolisian setempat.
“Diduga korban mengalami serangan jantung. Dari keterangan saksi, yang bersangkutan memang memiliki riwayat sakit jantung,” ujar Kasubag Humas Polres Kota Blitar Ajun Komisaris Polisi Suwoko, kepada wartawan jejak kasus, Selasa (2/12/2014).
Kepada petugas, Yuli menuturkan, bahwa sebelum menjemput ajal, suami sirinya mengajaknya mandi bersama. Di dalam kamar mandi kios pasar yang berukuran sempit tersebut, korban menyalurkan hasratnya sebagai suami.
“Usai mandi, korban sempat istirahat sekitar setengah jam dengan berbaring, lalu kemudian kejang dan meninggal dunia,” terang Suwoko.
Meski diduga kuat akibat serangan jantung, pihak kepolisian tetap melakukan prosedur pemeriksan medis untuk memastikan penyebab kematian. “Kita meminta bantuan pihak medis untuk memastikan penyebab kematian,” pungkasnya

Sejumlah Oknum Camat di Kediri Diduga Kuat Lakukan Pungli Dana Hasil Pajak

KEDIRI, jejakkasus.com - Sejumlah Oknum Camat di Kabupaten Kediri, Jawa Timur diduga melakukan pungutan liar (pungli) dana hasil pajak untuk pembangunan desa. Persoalan tersebut dibawa dalam rapat rencana anggaran yang dihadiri oleh Tim Anggaran DPRD Kabupaten Kediri.

Anggota Badan Angggaran (Banggar) DPRD Kabupaten Kediri Sentot Jamaludin mengaku kesal dan kecewa dengan tindakan pungli yang dilakukan camat. Menurutnya dari hasil laporan masayarakat ada sejumlah camat yang meminta uang dari bagi hasil pajak sebesar Rp 4 juta, namun pihaknya belum mengetahui diatas nama siapa pungli ini.

"Seharusnya malu, itukan hak desa, nanti kita akan bawa ke rapat komisi untuk menjelaskan hal ini. Persoalan ini sudah tidak benar. Saya punya bukti dengan laporan pungutan ini," ujar Sentot, Senin (24/11/2014).

Sentot mengatakan jika kasus ini masih diselidiki. Menurut keterangan yang didapat, pungli tersebut dilakukan oleh semua camat se Kabupaten Kediri. Dalam rapat anggaran itu Sentot meminta Kalrifikasi kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pememerintah Desa (BPMPD) Pemkab Kediri Satirin.

"Coba anda jelaskan persoalan ini. Bagaimana bisa camat meminta uang Rp 4 juta. Itukan hak desa," ujar Sentot. Ia menduga adanya penggalangan dana yang dilakukan seseorang untuk kepentingan tertentu.

Menjawab hal itu, Kepala BPMPD Satirin mengaku tidak tahu menahu soal adanya pungutan sebesar Rp 4 juta, menurutnya akan dilaporkan ke Inspektorat Kabupaten Kediri agar kasus itu dapat diusut tuntas. "Ini Inspektorat harus turun untuk menyelidiki kasus ini, karena ini sudah tidak benar," ungkapnya.

Kasus pungli ini mencuat setelah adanya beberapa anggota DPRD Kabupaten Kediri mendapatkan laporan dari beberapa perangkat desa, jika desa harus menyetorkan sejumlah uang ke masing-masing camatnya. Anehnya jumlah tersebut sama nilainya yakni Rp 4 juta. Hal ini mengindikasikan adanya upaya penggalangan dana yang dilakukan oleh seseorang. (pur)

Sunday, November 30, 2014

Kejar Pengendara Motor Yang Melarikan Diri Saat Razia, Polisi Meabrak Tiang Lampu Meninggal



SOLO, jejakkasus.com- Naas’ Seorang polisi lalulintas yang bertugas di Polresta Solo, di ketahui meninggal dunia saat mengejar pengendara motor yang melarikan diri dari razia, kejadian itu pada hari minggu (30/11/2014). Polisi tersebut meninggal setelah menabrak tiang lampu jalan, dan mengalami luka di bagian kepala. 
Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Jamal Alam, menjelaskan, anggota polantas yang tewas tersebut bernama Aiptu Kristanto Seno. Dia mengalami kecelakaan saat mengejar pengendara motor dalam operasi Candi Zebra di Jalan Ahmad Yani, Solo, siang tadi. "Tadi anggota saya sedang ngejar, lalu terjadi kecelakaan," kata Jamal. Rekan Kristanto segera membawa jenazah ke rumah sakit, dan kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Perumahan Polri, Gedongan, Blok F/9, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Berdasarkan keterangan saksi mata, David, polisi itu melajukan motor Honda Revo bernomor polisi H 2673 WR dengan kecepatan tinggi. Saat melintas di dekat Kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP) tak jauh dari Terminal Tirtonadi, kendaraan Kristanto oleng dan menabrak tiang lampu penerang jalan. Dia tersungkur dan darah segar mengalir dari kepala. "Tadi setelah ngebut lalu oleng dan terjatuh setelah menabrak tiang lampu," kata David. (Hanny Raffah).

Saturday, November 29, 2014

Sosok Maman Supratman Guru Honorer Memintak Dukungan Kemendikbudikdas RI

Asslamkum. Bapak kemendikbudikdas, kami punya guru abadi honorer yg sangat setia dan loyal terhadap profesinya sebagai guru. Beliau honor pertama dinsekolah negeri tahun 1974 dengan mata pelajaran serba bisa dizamannya. Sampai sekarang beliau masih honor sebagai guru di usianya yang ke 75 tahun. Beliau sudah honor di sekolah negeri selama 40 tahun sampai sekarang tidak pernah menuntut bahkan semangatnya melebihi guru yunior.

Hari ini adalah hari kemulyaan guru sebagai mana pak mentri canangkan, kami mohon kiranya bapak kami ini bisa mendapat penghargaan sebagai guru mulya. Didasarkan pengabdianya dan kesetiaan dan loyalnya sebagai pengabdi dinsekolah negeri selama 40 tahun, tanpa mengeluh bahkan mengilhami bagi yuniornya sampai detik ini masih berprestasi diantaranya melestarikan angklung dan kesenian tradisionalnlainnya.

Beliau bernama Bapak Maman Supratman Pernah mengajar biologi, fisika, matematika, keterampilan, Sekarang mengajar seni budaya.

Akhirnya kami hanya bisa berdoa kiranya beliau slalu dalam lindunganNya dan mendapat kebaikan atas apa yang telah dilakukan.Amin.

Dan kiranya pak mentri dapat memberi kemulyaan atas dedikasi beliau sebagai guru.

Mohon dukungannya dengan SHARE Tulisan ini agar ke pak mentri kemendikbud dikdas

Baru Telanjang, Belum Ngerasain Nikmat’ Sudah di Grebek, Di Giring Ke Polsek

Istri Indehoy dengan Oknum PNS di Hotel, Digrebek Suami  Baca Berita Jejak Kasus Hebat: SERDANG BEDAGAI, jejakkasus.com- Karena asyik indehoy di sebuah hotel bersama pasangan selingkuhnya, oknum pegawai negeri sipil (PNS) Sucandra (45), warga desa Pematang Pelintahan, Kecamatan Sei Rampah, Sergai ini digerebek.

Parahnya lagi, saat digerebek di kamar no 304 Hotel Suka Damai, dia dan Sarita (30), warga Desa Ara Payung, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai, dalam kondisi tidak mengenakan busana alias bugil.

Keterangan yang diperoleh Jejak Kasus, kedua pasangan selingkuh ini sudah lama diketahui Ngasiman (40), suami Sarita. Namun karena Ngasiman tidak memiliki cukup bukti, dia hanya bisa menahan diri.

Tepatnya sore itu, Ngasiman dikabari rekannya bahwa istrinya bersama Sucandra pergi menggunakan sepeda motor Yamaha Xeon BK 3391 XAL ke arah pantai matik-matik, Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Kontan saja, Ngasiman bersama rekannya kemudian mengikuti gerak isterinya yang sehari-harinya sebagai penjual jamu keliling itu.

Hari semakin malam, keduanya keluar dari pantai dan mengarah ke Sei Bamban. Selanjutnya, keduanya chek-in di hotel kelas melati yang akan menjadi lokasi mesum pasangan selingkuh itu. Melihat istrinya masuk kamar hotel, Ngasiman pun menghubungi keluarga lainnya.

Sekitar satu jam menunggu keluarga datang bersama warga, Ngasiman meminta petugas hotel untuk membuka pintu kamar hotel. Betapa terkejutnya Ngasiman, isteri yang dicintainya itu sudah tidak menggunakan busana bersama pria lain di dalam satu kamar hotel. Sarita hanya berbalut handuk tipis, diduga perbuatan mesum keduanya ini baru saja selesai.

Kontan saja, Ngasiman emosi dan hendak memukul Sucandra. Beruntung, aksinya dapat dihentikan warga lain. Kemudian, keduanya digiring ke Polsek Firdaus, Sei Rampah Sergai guna proses lebih lanjut.

Kepada Jejak Kasus, Ngasiman yang sehari-harinya bekerja di showroom sepeda motor itu mengaku sudah lama mencurigai istrinya yang sering keluar rumah dengan alasan mengantarkan jamu ke pelanggannya hingga pulang larut malam. Namun, Ngasiman tidak punya bukti meski dirinya sering dikabari jika istrinya menjalin asmara dengan oknum PNS Sergai yang sudah lama dikenal istrinya.

"Memang rumah tangga kami sudah tidak bagus. Kami punya satu anak. Istriku bekerja menjual jamu, jadi setiap kali pergi, dia beralasan mengantarkan jamu ke pelanggannya. Setelah aku mendapat kabar kalau dia pergi dengan pria lain, aku membuntuti dan ternyata benar dia selingkuh," cerita Ngasiman.

Ngasiman pun menyesalkan isterinya yang memiliki pria idaman lain, kendati rumah tangga yang dibangun bersama Ngasiman sudah 10 tahun.

"Apa karena aku bukan PNS ya, istriku bisa tega selingkuh sama oknum PNS, Sucandra," sesal Ngasiman.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Sucandra diketahui berstatus duda anak tiga. Jalinan asmaranya bersama Sarita, berawal saat Sarita menjadi pengurus di PNPM di desa Ara Payung, sedangkan Sucandra juga pernah menjadi pelaksana PNPM di desa tersebut, hingga keduanya saling kenal dan berlanjut menjalin hubungan tanpa diketahui suami Sarita.

Di depan petugas Polsek Firdaus, Sucandra tampak enggan berbicara dan terlihat ketakutan dengan menutup wajahnya dengan topi berwarna merah, "Yang aku tahu dia sudah bercerai sama suaminya, makanya kami berhubungan,” ucapnya.

Ditanya berapa kali berhubungan di hotel, Sucandra hanya memilih diam.

Kapolsek Firdaus AKP Agus Darmanto mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua pasangan yang diduga selingkuh itu, "Masih kita periksa belum bisa kita ambil keterangannya, nanti saja ya," ucap Agus.

Hingga malam, kedua pasangan ini tetap ditahan di Polsek Firdaus dan masih dalam pemeriksaan, "Soal dikenai pasal berapa, nanti saja. Yang penting kita proses 1 x 24 jam, biarkan aja dulu di ruang penyidik itu” ucap Kanit Polsek Firdaus, Ipda Khairul SH. (khairul aswad)

OPERASI ZEBRA-2014 Hindari Razia, Pengendara Motor Tabrak Petugas

Manado, jejakkasus.com- Jum at tanggal (28/11), Hari ke tiga pelaksanaan Operasi Zebra-2014 di Polda Sulut diwarnai dengan insiden tertabraknya seorang Petugas, saat melakukan pemeriksaan di Jalan Pumorouw Manado. Korban adalah Sersan Mayor (Serma) Suryanto, Anggota POM TNI AU yang juga dilibatkan dalam Operasi Zebra tersebut. Sedangkan pelakunya adalah pengendara sepeda motor berinisial RK alias Rocky (22 tahun).
Insiden ini bermula ketika Petugas bermaksud menghentikan kendaraan pelaku untuk diperiksa. Tetapi pelaku malah menerobos dan menambah kecepatan kendaraannya. Karena panik dan tidak dapat menguasai laju kendaraan, pelaku menabrak Serma Suryanto yang berdiri tak jauh dari situ. Naasnya, korban tertabrak dibagian perut hingga terpental dan terhempas di jalan.
Mengetahui kejadian tersebut, Petugas lainnya langsung menolong korban dan mengamankan pelaku berikut sepeda motor yang dipakai. Alhasil, Serma Suryanto harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami luka cukup parah di bagian kepala dan luka robek dahi sebelah kanan. Selang beberapa saat, Petugas dari Polresta Manado datang ke lokasi kemudian membawa pelaku ke Mapolresta untuk diproses lebih lanjut. Usai kejadian, diketahui bahwa sepeda motor pelaku tidak dilengkapi dengan surat-surat maupun kelengkapan yang seharusnya terpasang seperti kaca spion dan plat nomor.
Dari hasil Operasi Zebra hari ini yang dimulai sejak pukul 08.00 Wita, Petugas berhasil mengamankan 23 kendaraan bermotor (21 sepeda motor dan 2 mobil) yang tidak dilengkapi dengan STNK. Oleh Petugas, kendaraan tersebut ditahan dan dibawa ke Dit Lantas Polda Sulut. Operasi Zebra-2014 masih akan berlangsung hingga 9 Desember mendatang.

Proyek Penunjukan langsung ( PL ) ajang memperkaya Diri Ketinggian dan ketebalan pasangan batu kali dikurupsi Dinas PU Tutup Mata


Ketebalan pasangan hanya 20 CM seharusnya 40 CM,
Ketinggian pasangannya pun dikurangi dari 100 m terpasang 70 cm
Probolinggo,Jejakkasus.com- Sorotan masyarakat terhadap dinas pekerjaan umum ( PU) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang melalui penunjukan langsung ( PL ) rupanya sudah menjadi kebal terhadap kritisan bahkan anggota dewan F-KB di komisi C Drs Hamid Rusdi pun menyoroti kinerja dinas pekerjaan umum dengan Pola PL ini betapa tidak hampir keseluruhan pekerjaan dinas Pekerjaan Umum terutama pekerjaan Drainase dalam pelaksanaan sangat tidak transparan.
Papan nama sebagai bentuk informasi publikpun selalu diabaikan bahkan Anggota Dewan F-KB Drs hamid rusdi bersuara lantang agar kejaksaan negeri probolinggo untuk turun tangan mengevaluasi terhadap hasil pekerjaan baik yang melalui LPSE maupun PL ditengarai disinim banyak terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya,seperti hasil invertigasi tim jejak kasus kemarin (28/11/14) terhadap hasil pekerjaan drainase dilokasi Jrebeng Wetan sebelah barat SMP 4 Probolinggo mendapatkan pekerjaan yang jauh menyimpang dari gambar bestek.
Pekerjaan drainase yang sudah selesai dikerjakan ternyata kedalaman pasang batu tidak sesuai dengan gambar. Dalam gambar tampak dengan jelas tinggi pasangan batu kali 70 Cm dan ketinggian pondasi batu kali tertera 30 Cm ,total ketinggian pasangan terpasang hanya 80 Cm termasuk Pondasi batu kalinya ,sedang ketebalan dinding digambar tertera 40 Cm dalam pelaksanaan terpasang hanya 30 Cm.
Temuan penyimpangan pelakasanaan tersebut terungkap ketika sdr Muhamad dari pihak konsultan pengawas mengadakan pengecekan bersama  hasil pekerjaan tersebut ternyata didapat pengurangan volume pekerjaan, sementara itu pelaksana pekerjaan Sdr Iksan mengakui pekerjaannya memang kurang dan tidak sesuai dengan gambar.
Iksan menyampaikan bawasanya nilai borongannya sangat minim kontrak kerja ini hanya sembilan puluh juta rupiah dan itupun diborong artinya dikerjakan borongan  tiga orang “ Nipis mas harganya kalau enggak seperti itu yach enggak dapat hasil “ Ujarnya ,sementara kepala dinas pekerjaan umum Ir Nurkhamdani ketika didatangi di kantornya kembali wartawan harus gigit jari  kepala dinas tidak ada di kantor menurut staf bapak sedang rapat.
Seperti yang kita ketahui kepala dinas pekerjaan umum adalah kepala SKPD dijajaran Pemkot yang paling padat agenda rapatnya hampir sepanjang hari dalam satu minggu penuh dengan rapat dan menjadikan kepala dinas yang satu ini yang paling sulit ditemui,sementara itu pegiat LSM dari JCW Ir. Misman ,menyayangkan sikap dari dinas pekerjaan umum ini seakan membiarkan terjadinya penyimpangan pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar Bestek dan Bestek disamping ada pengawas dari konsultan pengawas pekerjaan ini adalah tanggung jawab dinas pekerjaan umum sebagai pengguna anggaran ,untuk itu pihaknya akan menelusuri penyimpangan pekerjaan ini dihawatirkan terjadi konspirasi antara pemborong dengan pengawas PU dalam penyimpangan pekerjaan ini ,dan bila ini terjadi Ir misman memastikan pihaknya akan melaporkan ke kejari untuk diusut ujarnya. (Nanang)

Friday, November 28, 2014

Korupsi Dinas Pertanian Pasuruan Dalam Pantauan Jejak Kasus

Pasuruan, jejakkasus.com- Setelah terindikasi pungutan liar (pungli) pada bantuan pusat terkait alat perangkap serangga Tahun Anggaran 2013, kini dinas pertanian ada dugaan korupsi terkait bantuan provinsi jawa timur berupa bantuan sosial sarana produksi pertanian dalam rangka jalinkesra penangan rumah tangga sangat miskin (RTSM) kabupaten Pasuruan sebesar Rp. 254.693.150,-

Dana sebesar itu tidak tersalurkan semuanya namun hanya separuhnya saja pada masyarakat yang dikatagorikan sangat miskin. Ir. Ihwan selaku kepala dinas pertanian kabupaten Pasuruan ketika dikonfirmasi oleh wartawan tidak mau menyebutkan didaerah mana saja dan berapa kepala keluarga (KK) yang mendapat bantuan tersebut. “ya masyarakat pasuruan mas yang mendapat bantuan” katanya.

Untuk informasi lelang: kode lelang 5147015, kategori: pengadaan barang, metode pengadaan: e- lelang sederhana, metode kualifikasi: pasca kualifikasi, metode dokumen: satu file, metode evaluasi: sistem gugur anggaran: APBD – 2013, Nilai pagu paket: Rp. 256.000.000,00, nilai HPS paket:Rp. 254.693.150,00 cara pembayaran : lump sum, pembebanan tahun anggaran: tahun tunggal, sumber pendanaan: pengadaan tunggal, kualifikasi usaha: perusahaan kecil lokasi pekerjaan: kabupaten Pasuruan. Andik Ismawa , SH.

Cara Untuk Blokir Nomor HP SMS Penipuan Online

Jakarta, jejakkasus.com- Tips / Cara Untuk Blokir Nomor HP SMS Penipuan Online.
Sering mendapat SMS Penipuan yg menyatakan Anda Menjadi Pemenang kuis, SMS yg pura2 Nyasar tentang transfer uang, mama genit minta pulsa, agen pulsa super murah dst. Jgn dibiarkan, saat ini ada cara utk menanggulanginya :
1. TELKOMSEL Format SMS : penipuan#nomor penipu#isi SMS tipuan dan kirim ke 1166
Contoh : Penipuan#0812123456#selamat anda mendptkan 1 unit mobil Avanza dari Telkomsel poin…dst lalu kirim ke 1166.
2. XL Format SMS :
Lapor#Nomor yg di gunakan utk menipu#kasus yg di keluhkan lalu krm ke 5883.
3. INDOSAT Format SMS : SMS(spasi)Nomor pengirim SMS penipuan(spasi)isi SMS penipuan, kirim ke 726.
Jika sudah lebih dari 2 org yg melaporkan SMS penipuan, maka nomor tersebut segera diblokir secara permanen oleh operator. Layanan ini gratis.
Jika mengalami penipuan dalam “Transaksi ONLINE” cukup kirim kronologis dan No. Rekening si penipu ke
Email : “cybercrime@polri.go.id”
POLRI akan langsung bertindak dengan memblokir ATM si penipu & melacak keberadaannya untuk ditindak sesuai hukum. Share ke yg lain utk membantu mencegah maraknya penipuan dgn Modus Online. Mari bantu POLRI berantas CyberCrime. sumber Humas Polres Tasikmalaya
Penangung Jawab: Redaksi Jejak Kasus Group: Harian www.jejakkasus.info jejakkasus.com
PENERBIT : PT. PRIA SAKTI PERKASA (Kep MenKum HAM No AHU-13286.40.10.2014)
Official Page: JEJAK KASUS GROUP
Harian : www.jejakkasus.info jejakkasus.com
Twitter : @humasjejakkasus
Mobile : 082141523999
Pin BlackBerry Messenger 2B7431B5
WhatsAap : 082141523999 

Warisan Utang Di Luar Negeri Para Presiden Indonesia

Indonesia, jejakkasus.com- Sejak memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, hingga saat ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memiliki 7 orang Presiden, dengan prestasi khususnya dalam masalah Utang Luar Negeri adalah sbb :
-     Era Soekarno (1945-1966) – 21 tahun Soekarno meninggalkan ULN sebesar US$ 6.3 Milyar   

      Era Soeharto (1966-1998) – 32 tahun Soeharto meningggalkan ULN sebesar US$ 151 Milyar
- Era Habibie (1998-1999) - 17 bulan
Habibie meninggalkan ULN sebesar US$ 148 Milyar
- Era Gus Dur (1999-2001) - 21 bulan
Gus Dur meninggalkan ULN sebesar US$ 139 Milyar
- Era Megawati (2001-2004) – 3.3 tahun
Megawati meninggalkan ULN sebesar US$ 141 Milyar
- Era SBY (2004-2014)
SBY meninggalkan ULN sebesasr US$ 291 Milyar
Soekarno yang memerintah selama 21 tahun telah mewariskan Utang Luar Negeri sebesar US $ 6.3 Milyar.
Soeharto yang memerintah selama 32 tahun telah mewariskan Utang Luar Negeri sebesar US$ 151 Milyar. Jadi di era Soeharto ini Utang Luar Negeri bertambah US$ 144.7 Milyar.
Habibie yang memerintah selama 17 bulan telah mewariskan Utang Luar Negeri sebesar US$ 148 Milyar. Di era ini Habibie mampu mengurangi Utang Luar Negeri sebesar US$ 3 Milyar.
Gus Dur yang memerintah selama 21 bulan meninggalkan warisan Utang Luar Negeri sebesar US$ 139 Milyar. Di era ini Gus Dur mampu mengurangi Utang Luar Negeri sebesar US$ 9 Milyar.
Megawati yang memerintah selama 3.3 tahun telah mewariskan Utang Luar Negeri sebesar US$ 141. Di era ini Megawati telah menambah Utang Luar Negeri sebesar US$ 2 Milyar.
SBY yang memerintah selama 10 tahun telah mewariskan Utang Luar Negeri sebesar US$ 291 Milyar. Di era ini SBY telah menambah Utang Luar Negeri sebesar US$ 150 Milyar.
Dengan demikian, maka khususnya untuk urusan Utang Luar Negeri, Gus Dur, Presiden RI ke 4 adalah yang terbaik karena sanggup mengurangi Utang Luar Negeri sebesar US$ 9 Milyar, meskipun hanya memerintah selama 21 bulan saja.
Adapun SBY, Presiden RI ke 6 adalah yang terburuk, karena telah menambah Utang Luar Negeri sebesar US$ 150 Milyar selama 10 tahun berkuasa.
Bagaimana dengan Presiden RI ke 7 Joko Widodo? Kita lihat saja di akhir masa jabatannya nanti.

Redaksi Jejak Kasus Group: Harian www.jejakkasus.info jejakkasus.com

PENERBIT : PT. PRIA SAKTI PERKASA (Kep MenKum HAM No AHU-13286.40.10.2014)
NPWP : 70.419.437.2-602.000
PEMIMPIN PERUSAHAAN : PRIA SAKTI PERKASA
DIREKTUR I : Ach Dzaky GF MHi, M Salim, Erwan Sudarsono, Ashiqin, Erwan Sudarsono, Erwin Prasetyo N, Husnul Athor.
PEMIMPIN REDAKSI : Supriyanto.
PENANGGUNG JAWAB : Drs H Bardiono.
DEWAN REDAKSI : Suyanto (Kepala), Samsul Huda, Wuliyadi, Samsul, M Kartain, Mujianto, Triwidiyatmoko Hendro P. Moch Rohim, Suyono, Sukiadi, Suryono, Rahem, Paidi. Sujono, Albert Matius.
BAGIAN KEUANGAN/BENDAHARA : Luluk Arlika Putri,
WAKIL BENDAHARA : Atik Kristia Ningrum
DEWAN PENASEHAT : Sudjatmiko, Supriyanto BWI, Totok S, Gus Idris Singorahardjo, Ust. Solihin.
LITBANG : Sudarsono.

KORLIP JEJAK KASUS PUSAT: Tawi Suparno, Agung Nono
Kepala Perwakilan Karisidenan Madiun- Ngawi- Magetan : Mifta Khussurur
JEJAK KASUS JATIM: Suprapto (Penasehat), Ribut (Korlapnas), Erlin Gunawati (Sekretaris), Abdul Rahmat SHI, Agus Nuryanti, Mujiono, Supardi, Catur Prasetyo, Paidi, Dodik Agus S, Budi Prayogi, Supardi, Hary Prasetyo, Lestari Dwi Susanto, Lutfi Hasan, Isnaniyah, Munawar, Moch Riduwan, Pudjo Agung Wahyono, Yhon Kartono, Arief Ferdian, Heru Kartono, Khoirul Anam, Sugeng, Bernadus Sumiadi, Purnama, Karsono, Suparno, Witono, Hadi Suyono SH, Hariyanto, Suliman, Siti Windah Pratama, Nuroso, Angga Sukmajati, Mulyo Edi, Anwar Sito, D Surabin Jatim, Supadi, Agus Sampiono, Anang Bagus Setiyawan, Ahmat Jainuri, Hari, Siwi Palupi Akhyarini, Jumalianto, Nur Alifah, Kusnanto, Kasim, Hadi, Arifin Effendi, Hermawan, Ali Irsad SPdI, Slamet Budiono, Hadi, Maqhfud Ali, Kasmoeri, Supoyo Ribut G, Hendri Santoso, Muhammad Yusuf SE, R Widiyanto, SH, Karyono, Moh. Rohim, Sarono Widodo, Agus Heriadi, Andri Arfianto, Wind Kadarfianto, Sugeng Hariadi, Ketut Bayu Mardiko, Abd. Karim, Abd. Hasim, Sulaiman, Ganes Wiji Atoko, Bunawas, Ngateman, Darus Lan, Saud Maruli, R JuddySurjomartono, Suki Adi, Moch. Hasan, Asep Fachurrachman, Hadi, Imam Asy’ari, Mariono, Siti Masiyoh, Soparlan, Pipit Purwanto, Muadirosi, Andi Widodo, Eny Purwaningsih, A Afandi, Junaidi, Muhamat Bambang, Mustakim, Jasmine Sapta N, Karsono, Abdul Rosadi, Noraini, Dedy Erik S, Achmad Kodim A, Hariyanto, Dedy Kurniawan, Achmad Kodim Azis, Elly Prawoto SSos, Supat Subianto, Witono, Suwarno, Devika Candra Putra, Heru Hartono, Budiono, Darno, Bunadi, Bachrul, Yudi Utomo,, Syaiful Irmawan HS, Jumain AS SH, Afrijal, S Bastomi, Lailatul Muchidah, Riono, Gunarno, Sulistiyowati, Dedi Kurniawan, Budi Utomo, Gunarno.
STAF REDAKSI : Mujiari, Sodiqin, M Ridwan, Saiful Bahri, Sukarso, Jainuri.
BIRO HUKUM : Dyan Moelyadi, SH.
PENASEHAT HUKUM : Anang Santosa SH., Agung Feri Wijaya, Arif Indarto, HM Suryat MPdI.

PERWAKILAN JAWA-BALI : M. Yunus Wahyudi (Ketua), Teddy S. HA (Wakil), Fendiyahningrum S.Pd (Bendahara), Winarto (Penasehat I), Supriyanto (Penasehat II), Sugiarto (Penasehat III). Rujianto (Humas), Rocky J. Sapulete (Investigasi), Hery Siswoko (Korlap), Vina Pandu Ningsih (Sekretaris), Liyastono, Ompos, Adi Prayitno, Hari Admoko.
POKJA POLDA JATIM : Komarudin, Mohamad Besari.
SURABAYA : Sudarno, Wijianto/Limbat, Rino Tutuko, M Besari, Ma'mon
GRESIK : Surip Sugianto (Kabiro), Imam Safi’i (Wakabiro), Darno, Maryono, Sukadi
BANYUWANGI : M. Syaifullah (Kabiro), Rudi Hartono, Sugeng Mulyono, Ahmadi, M. Abd. Rohim, Adi Prayitno, Hari Atmoko.
KARASIDENAN BESUKI : Hadi.
SITUBONDO : Ach Sarkawi, AS. Sutiyono.
LUMAJANG : Harianto Galih SPd. Prayitno, Suwandi, Puji Cahyono, Royhan, Endangwati
PROBOLINGGO : Nanang Sukistiadi (Kabiro), Agus Ali Andika, Suliadi
PASURUAN : Asep, Moh Khoironi.
BANGIL : Andik, Mohammad Haris
MADURA : Ali Usman (Ka Perwakilan)
BANGKALAN : Ruslan (Kabiro).
SAMPANG : Drs Hernandi (Kabiro), Nurcholis.
SUMENEP : Fitri Handayani Arifin (Kabiro), Miswana
LAMONGAN : Prastowo (Kabiro), Purwadi, Ghofur, Devica, Budi, Eko, Muhamad Harianto, Sugianto, Supingi.
TUBAN : Drs Ali Mukti (Kabiro).
BOJONEGORO : Hery Susilo, Hesti Marcela Ambarwati, Suhandoko, Abdul Muntolip SH SPd, Ahmad Masfuhan, Achmad Muchtarom, A Imam Ma'arif. Wagito,
JOMBANG : Wawan Darmawan (Kabiro), Edy Mustofa, Budiono, Masruroh, Anton Sutrisno, Udik Marstiawan, Sulaeman S, Niko Ardiansyah, Irwanto.
MOJOKERTO : Kartono S.Sos (Kabiro), Heky Kuspipit,
KEDIRI : Sujarwo (Kabiro), Bambang Kurniawan.
KOTA KEDIRI : Sugeng (Kabiro), Drs Mulyadi, Sri Handayani, Sekti Leksono, Puryadi, Lia MK. Gandi Saputro, Depri Kurniawan
TULUNGAGUNG : Indah WR, M Choirurafiudin (Kabiro), Sunarto Hadi Santoso, Sarno, Suntoyo.
TRENGGALEK : Supingi (Kabiro).
BLITAR : Sukarno (Kabiro), Sultan Abimanyu, Basuki.
MADIUN RAYA : Leo L Tamaela (Korlip), Kartiko Joko.
NGANJUK : Sudharmanto SE (Kabiro), Hendro BP, Siti Handayani, Kuswanto, Sumarno.
PONOROGO : Mesenan Anang
NGAWI : Miftakhus Surur (Kabiro), Rizqhi Nanda Pratama, Supriyanto.
MAGETAN : Marsudi (Kabiro), Rudi Ardi.
CARUBAN : Dwi Bowo (Kabiro), Erick (Wakabiro)
KAB. MALANG : Asep Suud Abdillah
PACITAN : Hamid Abdullah (Kabiro), Rokim, Sukron, Habibi.
PONOROGO : Drs Muhtarom, Syamsul Huda.
MAGETAN : Marsudi (Kabiro).
SIDOARJO : Abd Rozak (Kabiro), Rizky Danur Windu, STjuk Sudibyo
BATU : Heru Iswanto (Kabiro)
SIDOARJO : Abd Rozak (Kabiro), Rizky Danur Windu, STjuk Sudibyo.
JAWA TENGAH/DIY : Widi Astono, A Rozaq, Najib Hn, Rudi Hermanto, Sutarto, Ricky A, Leli A, Sugeng, H Minanto, Djoko, Mulyono S, Nur Windayani.
SRAGEN : Tri Sugiyanti (Kabiro).
SOLO : Moch. Mesenan (Kabiro), Erwan.
TEGAL : Raden Suganda (Kabiro).
PATI : Nur Windayani (Kabiro).
WONOSOBO : Burhanuddin Firdaus (Ka.Perwakilan), Kholil (Kabiro), Malinda Anji Sunarti, Ahmad Muadzin.
PURWODADI : Sutamdi (Kabiro).
BANDUNG : Didin Hasanudin.
PALEMBANG : Afrianto Eka Saputra (Kabiro), Alung Hari S, Dodot Heru Hartono, Machdiani Norna Ningsih
KALTIM : M Sukri Ummi
BALIKPAPAN : Priastilana Lia Permata Dewi (Kabiro).
SULUT : Cipto Nandar (Kabiro).
SULSEL (Kab Takalar) : Syahir/Cai (Kabiro)LUWU TIMUR, SULSEL : Susanto (Kabiro)
MAKASAR : Alimin DS (Kepala Perwakilan), Muh. Haris Kadir (Korlap Daerah).SULSELBAR : H Andi Usman (Ka. Perwakilan), Rahmawati R, Aumardi Malli, Alimin DG Sarro, ST Risnawati, Wahidah, Yuliana, Irwan Sabbu Khan.
SUMSEL : Erdan Faizal, SE. Ak. (Ka Perwakilan).
MUSI BANYUASIN-SUMSEL : Muhammad Faisol, SH. (Ka Biro)
PROPINSI BENGKULU : Widiharto (Ka Perwakilan).
BENGKULU KOTA : Noviyantoni (Ka Perwakilan Kota Bengkulu)
PELELAWAN-RIAU : Yarisman Zendrato (Kabiro), Dirianus HalawaBIRO KOTA KUPANG NTT : Labu nggiku Buha (Biro kupang).
SUMBAR : Meriyanto (Ka. Perwakilan)
KorDa AGAM : Poppi Ramadhani
SUMBAR TIMUR : Syafri Antoni (Korwil)
LAMPUNG TIMUR : Khoirur Roji’in (Kabiro)
LUWU RAYA : Chandra M, SPd (Kabiro)
SULSELBAR : Alimin D.S (Ka. Perwakilan), Rusli Arief S.Pd.M.Pd (Wartawan)
RIAU-PEKANBARU : Martinus Hulu (Ka. Perwakilan Propinsi Riau)
SERDANG BEDAGAI- SUMUT : Khairul Aswad (Ka. Perwakilan) Rismanto (Wartawan Tebing Tinggi) Daryono (PJS. Kabiro Tebing Tinggi)
SULTRA : Supardy Pangara (Ka. Perwakilan), Aris (Waka. Perwakilan), Ahmad (Korlip)
KOLAKA UTARA : Arisman (Kabiro), Rusmail (Wakabiro)
KAB. KOLAKA : Ardiansyah (Kabiro)
TANGGETADA : Hamka (Biro)
JAKARTA TIMUR : Imaekawati (Ka. Perwakilan).
BEKASI BARAT : Syaiful Ahmad Elly (Kabiro), Jasa Santoso.
JAKARTA BARAT : Heriyanto.
JAWA BARAT : Jaya Sutono (Ka.Perwakilan).
INDRAMAYU : Dudung Agung Permana (Kabiro), Masta (Wakabiro), Imron R (Penasehat), Erwandi (Korwil), Wartim S (Humas), Wasmin (Pembina), Nasirudin (Korlap), Raswin, Kadim, Yono, Nuroji, Munangwar, Wastam, Supardi, Karsam, Rastim Ken Aji, Sudarmaji.
GARUT : Agus Sopian. SUBANG: Ibrahim.
PURWAKARTA : Alwi Daud.
KALTIM : Selamat Achmad Lamrih, H Abd Azis.
KALSEL : Supiani.
SULUT : Cipto Nandar (Kabiro), Bernad L Senduk, Sai.
SULTRA : Supardi Panggara (Ka.Perwakilan), Arisman S (Wakil), Achmad M (Korlip), Herman S, Ferry Septian Putra Yudha, Rendy Rian Cahya, Ahmad Thorik, Rusmail SIp.
KOLAKA UTARA : Arisman S (Kabiro), Rusmail SIP.
KOLAKA : Hamka.
BONE-SULSEL : Syahruddin (Kabiro).
KAB.TAKALAR : Syahir/Cai (Kabiro).
KAB.GOWA, SUMIGO : Rahmawati R (Kabiro).
LUWU TIMUR : Susanto (Kabiro).
LUWU RAYA : Chandra M SPd (Kabiro).
KAB.BANTAENG : Sukri, ST Risnawati,
KAB.BULUKUMBA : Adi Wahyudi (Kabiro), Hasanuddin, Akhmad Sulfiadi,
KAB.MAROS / KAB.PANGKEP : Muh.Amir Sulkarnain, (Kabiro)
KAB.MAMASA : Danien.
SUMBAR : Meryanto (Ka.Perwakilan), Syafri Antoni (Korwil), Poppi Ramadhani ST (Korda Agam).
PELALAWAN : Diriamus Halawa.
RIAU : Yarisman (Ka.Perwakilan), MaiLoedin (Korlap Tanah Datar), Dirianus Halawa.
SUMUT : Arun al-Rasyid (Ka. Tim Investigasi), Khoirul Aswat, Aswad.
DELI-SERDANG : Herry Suheri (Kabiro)
SUMSEL/MUSI BANYUASIN : Muhammad Faisol SH (Kabiro)
LUBUK : Aprison (Kabiro).
OGAN ILIR : Yelson.
LAMPUNG : Khoirul Roji'in (Kabiro).
PEKANBARU : Agus Suband, S.Pi (Ka Perwakilan), Martinus Hulu.
BANGKA BELITUNG (BABEL) :
BELITUNG : Hermansyah Idris, Hendy Apriansyah
BELITUNG TIMUR : Wahyudi (Kabiro)
PANGKALPINANG : Ngadianto Asri (Kabiro).
KAB. BANGKA : Syukron Ahkoba (Kabiro), Romlan (Korlap).
BENGKULU : Widi Harto (Ka.Perwakilan), Wahidi (Kabiro Bengkulu), Novriyantoni (Kabiro Bengkulu Kota), Dediman AD (Kabiro Bengkulu Selatan).
MALUKU : Harlet Z SE (Kepala). 
PAPUA : Ferry Nelson Saily (ka Perwakilan).
PAPUA BARAT : Anton P Salwey (ka Perwakilan), Franklin Maturbongs SIP, Jermias Maay AMd Sos.
SAUDI ARABIA : H. Sagrul Saiful Bahri.
 Bagian berita harian Jejak Kasus online
Website 1: jejakkasus.info (Arief Anas Affandi)
Website 2 : jejakkasus.com (Ida)

Putusan AKBP Muji Ediyanto' Kapolres Mojokerto’ Oknum Polisi EU Jadi Tersangka Penimbun BBM Solar Di Kawal Jejak Kasus



MOJOKERTO, jejakkasus.com- Keberhasilan AKBP Muji Ediyanto' Kapolres Mojokerto Profesional, Pelaku Oknum Polisi Jadi Tersangka Penimbun BBM Solar Di Dusun Sumberkepuh, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, masyarakat mengacungi kinerja Kapolres Muji TOP. Dan ini merupakan taulaudan AKBP AKBP baru nanti, khususnya di jawa timur, Indonesia Umumnya.
Pria Sakti Pimpinan Pusat Jejak Kasus menambahkan, kegiatan tindak pidana tentang penyimpangan BBM jenis solar tersebut, di duga kuat melibatkan jaringan dan banyak yang harus di jerat dengan pasal 55 KUHP, karena ikut serta melakukan tindak kejahatan.


Patut di acungi jempol kinerja AKBP Muji Ediyanto' Kapolres Mojokerto yang Profesional, di dalam mengemban tugas sebagai Ajun Komisaris Besar Polisi, tidak pandang bulu' siapa pelaku tindak kejahatan yang merugikan masyarakat, beliau AKBP paling mantab dan di percaya masyarakat mojokerto, pasalnya saat menangani kasus mafia BBM solar bersubsidi, yakni dugaanPelaku Oknum Polisi lakukan Penimbunan BBM Solar Di Dusun Sumberkepuh, Desa Wonodadi, Kecamatan KutorejoOknum perwira polisi yang saat ini bertugas di salah satu Polsek di Surabaya, kini ditetapkan sebagai tersangka penimbunan BBM bersubsidi.

Oknum perwira berinsial EU ini menimbun BBM bersubsidi jenis solar di gudang bekas selep miliknya di Dusun Sumberkepuh, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Penimbunan ini dilakukan menjelang kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
Dengan cara membuat bunker berisi 4 drum besar masing-masing berukuran 5.200 liter. Dengan tandon-tandon tertanam ini, kapasitas timbun mencapai 28.000 liter. Drum-drum berukuran besar yang biasa untuk tandon air itu ditanam dan ditutup triplek.
"Kami sudah pastikan bahwa penimbunan BBM bersubsidi itu dilakukan oknum anggota Polri. Kami tetapkan dia sebagai tersangka," kata Kapolres Mojokerto Muji Ediyanto, Senin (24/11/2014).
EU ditetapkan sebagai tersangka bersama adiknya berinisial MI. Kakak beradik ini baru beberapa bulan menjalankan bisnis ilegal ini. Modusnya, terang Kapolres Muji, mereka menimbun BBM bersubsidi dengan cara membeli ke sejumlah SPBU. Hasilnya ditimbun dan dijual kembali ke transporter dan sektor industri. dengan sanksi Undang-Undang No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). dan kedisiplinan Polri.
Kasus tersebut sengaja di kawal Jejak Kasus’ karena di duga ada dugaan jaringan Mafia BBM tingkat nasional dan melibatkan pakar pakar hukum. Penanggung Jawab: Pria Sakti Direktur Eksekutif Jejak Kasus Pusat, Harian Jejak Kasus Group Website: www.jejakkasus.info dan jejakkasus.comberalamatkan: Jalan raya Kemantren 82, Terusan, Gedeg, Mojokerto, kode pos. 61351 Jawa timur. Kontak person: 082141523999 (tri/pria sakti).