Saturday, August 15, 2015

Keberhasilah Jejak Kasus ungkap Pelanggaran hukum UU ITE Ke Polda Jatim.

ITE adalah informasi dan transaksi elektronik
Keterangan foto, Supriyanto alias Pria Sakti di dampingi Advokat Bapak Diyan saat membuka laporan tentang kasus tindak pidana UU ITE, baca beritanyahttp://www.jejakkasus.com/berita/sony-mujiono-pemilik-hotel-tejowulan-mojokerto-di-pidanakan-jejak-kasus-melanggar-uu-ite-berikan-keterangan-palsu/

Kejahatan Melawan Hukum UU ITE’ Korban Bisa Melapor Ke Unit “Cyber Crime Tingkat Polda

Surabaya, jejakkasus.com-Kejahatan yang di anggap melawan ketentuan UU ITE, korban dapat melaporkan ke Unit “Cyber Crime” Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus, dengan Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 45 ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008.
Sehubungan dengan di atas, Jejak Kasus siap mengawal korban khususnya di wilayah hukum Polda Jatim, melalui Alamat Kantor redaksi kantor 1 Redaksi Harian Online Jejak Kasus, Jalan Sriti – Sooko, Mojokerto, alamat ll, Jalan Raya Kemantren 82, Desa Terusan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa timur. Email: direskrimumjejakkasus@yahoo.com . telpon. 082141523999
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Pengertian dalam undang-undang
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
• Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
• Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
• Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
• Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
• Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
• Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.
• Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
• Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
• Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.
• Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.
• Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
• Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan Elektronik.
• Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.
• Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
• Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.
• Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.
• Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
• Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.
• Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
• Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.
• Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
• Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.
Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: 1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE); 3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan 4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain: 1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE); 2. akses ilegal (Pasal 30); 3. intersepsi ilegal (Pasal 31); 4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE); 5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE); 6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);
Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.
Penanggung jawab: Pria Sakti / ilyas Direktur Eksekutif harian jejak kasus, berbadan hukum PT. PRIA SAKTI PERKASA No: AHU-13286.40.10.2014..

Diyan’’ Oknum Kanit Piter Polres Mojokerto dan Kanit Polsek Puri Lakukan Pembiaran Penyimpangan Hukum

Mojokerto, www.jejakkasus.com – Lepasnya dugaan barang bukti (BB), serta pelaku penyimpangan hukum, Mobil transporter pengangkatan limbah bahan baku beracun (B3), minyak goreng.
Pada hari kamis 13 agustus 2015, pukul 24: 00 wib, mendapatkan atau menjumpai mobil transporter pengangkut minyak goreng di tempat kejadian perkara (TKP), di desa tambak agung kecamatan puri, atas laporan jejak kasus kepada oknum kanit piter polres kabupaten Diyan, patut di duga oknum kanit ada kerjasama dengan pelaku penyimpangan.
Mobil transporter diduga berukuran 32 ribu liter, di imbal ke tempat penyulingan minyak goreng di duga tanpa, tidak mempunyai badan hukum perijinan pengelolaan limbah B3, dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Ketika Jejak Kasus meminta ijin waktunya melalui ponsel seluler kanit piter bapak Dian untuk menyikapinya, langsung
karena kalau tidak di sikapi keburu mobil tangki ukuran 32 ribu liter di bawa pergi oleh sopir.
Sebelumnya Tum Jejak Kasus melaporkan ke Polsek Puri dan sopir sempat di sudik oleh kanit polsek sutono, hingga hari jumat 14 agustus 2015, pukul 10:00 wib, barang masih di lokosi, tim Jejak Kasus kembali mohon ijin untuk menindaklanjuti, eronisnya pihak kepolisian membiarkan mobil tangki ukuran 32 ribu liter pergi padahal saat konfirmasi terkait perijinan Pengangkatan maniffes tidak ada ijin kata sopir.
Hingga akhirnya berita di angkat berita sebagai bahan Laporan ke kapolres, selebihnya ke Propam Polda Jatim.

Supriyanto alias Pria sakti/ ilyas Ketua NGO HDIS, sangat menyayangkan kinerja oknum kanit piter Polres Kabupaten Mojokerto, kinerjanya yang kurang cekatan, membuat barang bukti (BB), serta pelaku penyimpangan hukum, Mobil transporter pengangkatan limbah bahan baku beracun (B3), minyak goring, lepas. Padahal polres kabupaten ke tempat kejadian perkara (TKP), tidak ada satu jam, kenapa sampai 10 jam lebih belum ada penanganan, patut diduga ada main dengan dugaan pelaku penyimpangan. Bersambung. TTD. Supriyanto alias Pria Sakti/ilyas Direktur Eksekutif Jejak Kasus.