Medan, www.jejakkasus.info- Subhanallah" Ketawaakalan Nenek berusia 30 tahun kepasa ALLAH SWT, karena ketakwaannya kepadaNYA' meski di dalam kesibukan yang berat, Nenek tersebut melakukan Sholat di Trotoar, tetap Iman. Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.mengesankan seorang nenek shalat di trotoar jalan, nenek shalat di trotoar jalan ini sudah selama 30 tahun lamanya. Rosmiza 57 tahun, selama 30 tahun, selama itu pula, pinggiran Jalan Gatot Subroto, Medan, yang sumpek dan ramai oleh lalu lalang kendaraan menjadi tempatnya beribadah. Ya, selama itu.
Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman." Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Lanjut' meski dalam posisi sibuk' ia tak pernah meninggalkan sholat, kendati harus melakukannya di atas trotoar di pinggir jalan raya, jmeski terik mentari dan guyuran hujan bukanlah alasan baginya untuk tidak menjalankan kewajibannya sebagai hamba Allah.
Suara knalpot sepeda motor dan bunyi riuh klakson kendaraan tak sedikit pun mengurangi kekhusukannya. Jiwanya tetap tenang mengucap seribu doa dan syukur kepada Ilahi. "Sholat dimana pun akan sama saja, karena bukan suasana yang pengaruhi doa saya," ucapnya sembari tersenyum simpul.
Air wudhu didapatnya dari toko kue atau dealer mobil yang tak jauh dari tempatnya berdagang. Jika hujan, dia solat di teras ruko yang terhindar dari hujan. "Tak ada alasan untuk tidak sholat," tegasnya. Nenek empat cucu ini sempat meneteskan air mata ketika menceritakan kisah hidup yang belum bisa dikatakan sejahtera.
Dia berusaha sambil berdoa, itu yang menurutnya sangat penting. Hingga dia tak pernah merasa pernah terhimpit masalah berat. Dia hadapi semua dengan senyum dan syukur. Rosmiza sehari-hari berdagang lemang, kue timpan dan nagasari bersama suaminya.
Lemang bukanlah buatannya, melainkan dia membelinya dari orang lain. Dia hanya membuat kue tambahan untuk memperbanyak dagangan. Ketika pagi menjemput, dia berdagang di Pasar Kampung Lalang, tetapi sehabis solat Dzuhur dia berdagang di Jalan Gatot Subroto, tepat di seberang Hotel Alpha Inn, Medan.
Setiap harinya, dia menyelesaikan solat dua waktu (Ashar dan Maghrib) di pinggir Jalan Gatot Subroto, tepat di sebelah sepeda dagangannya. Tak banyak yang dia dapat per hari, tetapi cukup memenuhi kebutuhan hidup hariannya.
Bahkan, dia sudah menyekolahkan anaknya hingga sederajat sekolah menengah atas (SMA) dari hasil berdagang lemang. Dia sebenarnya mau menguliahkan anak-anaknya, tetapi sayangnya tak satu pun anaknya yang berniat mengecap bangku kuliah.
Wajah seorang perempuan yang masih berseri ini percaya kalau hidupnya akan berarti jika terus taat kepada Allah SWT. "Dunia ini berapalah lamanya, dan saya tidak akan dapat apa-apa dari sini. Kalau mati, akan sirna semua," ujarnya sembari menatap nanar ke arah lalu lalang kendaraan.
Keistimewaan Sholat: Shalat adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya. Kedudukan shalat di dalam
Islam sangatlah penting karena ia memiliki beberapa kelebihan dan keutamaan
yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lainnya. Beberapa keistimewaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Shalat adalah
satu-satunya ibadah yang ditetapkan di langit yaitu pada peristiwa Mi’raj.
Adapun ibadah-ibadah yang lainnya disyariatkan di bumi.
2. Shalat adalah
satu-satunya ibadah yang ditetapkan oleh Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tanpa melalui
perantara Jibril ‘alaihis salam, yaitu pada malam peristiwa Mi’raj. Adapun
ibadah-ibadah yang lainnya ditetapkan melalui perantara Jibril.
Kisah
mengenai peristiwa Isra` dan Mi’raj, dapat dilihat di kitab Shahih Al Bukhari
nomor 3887 bab Al Mi’raj.
3. Meskipun shalat wajib
itu telah dikurangi jumlahnya dari lima puluh waktu menjadi hanya lima waktu
dalam sehari, namun pahalanya adalah sama.
Seseorang
yang melaksanakan shalat fardhu lima waktu, maka dia akan mendapat pahala yang
sama seperti melaksanakan shalat lima puluh waktu. Alasannya adalah karena satu
kebaikan dibalas oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.
Dalilnya
adalah firman Allah ta’ala:
مَنْ
جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
“Barangsiapa
yang membawa suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan (pahala) sepuluh kali
lipatnya.” [QS
Al An’am: 160]
Di
dalam sebuah hadits disebutkan:
فَإِنَّ
الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Sesungguhnya
satu kebaikan itu (dibalas) dengan sepuluh kali lipatnya.” [HR Al Bukhari
(1976) dan Muslim (1159) dari Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash radhiallahu
‘anhuma.]
4. Karena pentingnya,
shalat ditempatkan pada urutan kedua di dalam rukun Islam yang lima setelah
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dalilnya
adalah hadits Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
بُنِيَ
الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ
وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam
itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: syahadat bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad
adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa
Ramadhan.” [HR
Al Bukhari (8) dan Muslim (16)]
5. Karena pentingnya
juga, shalat adalah ibadah yang paling pertama diperiksa oleh Allah ta’ala pada
hari kiamat kelak.
Dalilnya
adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إن
أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصلاة
“Sesungguhnya
amalan manusia yang paling pertama kali diperiksa pada hari kiamat adalah
shalat.” [HR
Abu Daud (864). Hadits shahih.]
6. Shalat hukumnya wajib
atas seluruh manusia yang telah mukallaf. Sedangkan pada sebagian ibadah yang
lainnya, ia tidaklah diwajibkan kecuali hanya kepada mereka yang mampu untuk
melaksanakannya.
Contohnya
adalah zakat, ia hanya wajib bagi mereka yang memiliki harta dan hartanya itu
telah mencapai nishab dan melewati satu haul. Ibadah haji hanya wajib bagi
mereka yang mempu untuk melakukan perjalanan ke Baitullah di Mekkah. Begitu
pula puasa, ia hanya wajib bagi mereka yang sanggup berpuasa dan tidak memiliki
uzur, seperti haid, sakit, dan safar.
Adapun
shalat fardhu, ia tetap wajib kepada setiap mukallaf kapanpun dan di manapun,
baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, ataupun sedang
bermukim ataupun sedang melakukan perjalanan. Di dalam semua keadaan tersebut,
shalat tetap wajib untuk dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan, kecuali pada
keadaan tertentu seperti ketika haid ataupun hilang kesadaran.
7. Ibadah shalat
mengandung berbagai jenis bentuk ibadah di luar shalat.
Shalat
mengandung berbagai jenis zikir, seperti takbir, tahmid, tasbih, dua kalimat
syahadat, dan shalawat kepada Nabi. Shalat juga mengandung ibadah membaca Al
Qur`an, baik itu surat Al Fatihah ataupun surat-surat yang lainnya. Shalat juga
mengandung ibadah doa, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Demikianlah
beberapa keistimewaan shalat yang tidak dijumpai pada ibadah-ibadah yang
lainnya.
والحمد
لله رب العالمين
Sumber :dari Fina Istiasari