Tuesday, October 7, 2014

Melirik Kekayaan Bupati Barru Idris Syukur Yang Diduga Hasil Gratifikasi



www.jejakkasus.info, BARRU- Ini sebagian daftar Kkekayaan Bupati Barru Idris Syukur yang di duga di Peroleh dengan cara tidak halal (Suap Penyuapan, Penggelapan, Pemerasan, Gratifikasi) yang di Ungkap oleh Mahasiswa barru: 1 Daimhatsu Terios F700RG TX AT (Rp. 160.000.000).
1 Mitsubishi Type Pajero Sport (Rp. 464.000.000). 1 Ford Ranger double cab (Rp. 319.000.000). 1 Suzuki SX4 (Rp. 227.000.000). 1 Nissan Serena Highway Star AT, (Rp. 329.000.000). 1 unit rumah senilai Rp. 5 M. Tambak (empang) seluas 13 HA (Rp. 2,6 M). 1 Jeep Wrangler (Rp. 690.000.000). Tambak dan tanah kering seluas 20 HA (Rp. 4 M). Kebun 8 HA (Rp. 640 jt). 2 unit apartemen (Rp. 3.200.000.000). 4 unit ruko (Rp. 1,8 M). 1 Toyota Alphard (Rp. 950.000.000), 1 Honda CR-V (Rp. 397.000.000). sawah 6.150 meter persegi (Rp. 765.750.000).Dll.
Melirik Kepemimpinan Bupati Barru, Ir HA Idris Syukur dari Disclaimer Menuju WTP
Pada tahun Awal, Melunasi  Utang Lama Rp120 Miliar
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Dilalui dengan jiwa besar dan tantangan melanjutkan kepemimpinan sebelumnya. Begitupun halnya menjadi seorang bupati. Harus siap melanjutkan pekerjaan periode sebelumnya. Termasuk melunasi utang periode pendahulunya. Itu yang dirasakan Bupati Barru, HA Idris Syukur saat menerima tongkat estafet dari bupati sebelumnya. Dia mewarisi utang senilai Rp120 miliar yang harus dilunasi pada periodenya.  Berikut wawancaranya bersama wartawan Harian Ujungpandang Ekspres, Muhammad Akbar pekan lalu.
 Sangat jarang yang tahu masa kepemimpinan anda dibebani hutang lama dengan jumlah cukup besar.  Gimana ceritanya?
Alhamdulillah utang itu sedikit demi sedikit sudah kita lunasi. Saya datang dalam keadaan devisit Rp 68 miliar dan itu sudah terbayar.  Total keseluruhan utang yang harus kita bayar sebesar Rp 120 miliar. Kemudian utang Bank Dunia yang saya bayar Rp 4 miliar pertahun, itu baru bunganya. Kemudian tahun berikutnya bunga plus pokoknya berkisar Rp8 miliar pertahun. Belum lagi PNPM sebesar Rp 12 miliar ditambah non fisik sebesar Rp 10 miliar. Awalnya utang PNPM itu belum ketahuan, namun baru ketahuan belakangan.
Kalau kita bagi dengan 60 bulan masa kepemimpinan kami, maka setiap kami membayar utang Rp2 miliar setiap bulannya atau Rp75 juta per hari.
Apakah utang tersebut sudah anda ketahui sebelum menjadi bupati?
Belum. Nanti setelah dilantik baru kami tahu. Itupun awalnya yang kami ketahui hanya utang Bank Dunia sebesar Rp68 miliar itu. Ternyata belakangan baru muncul kewajiban membayar PNPM Rp48 miliar dan utang pembiayaan pembangunan non infrastruktur itu. Makanya selalu saja penilaian keuangan Pemkab Barru selalu disclaimer waktu itu.
Bagaimana pearasaan anda setelah mengetahui ternyata mewarisi utang yang besar?
Inilah seninya menjadi pemimpin. Memang kalau mau dipikir-pikir ini bukan beban saya. Karena yang meminjam adalah bupati sebelumnya. Tetapi sebagai seorang bupati kita harus melanjutkan pekerjaan periode sebelumnya termasuk utang-utangnya. Kalau mau cuek, bias saja kita berfikir tak perlu menyelesaikan utang itu. Tapi kan ini pemerintahan yang harus kita jalankan demi kepentingan rakyat, maka saya merasa punya kewajiban untuk menyelesaikannya.
Saya malah bangga jika mampu menyelasaikan masalah-masalah, itu adalah tantangan sebagai pemimpin. Termasuk menyelasikan utang lama. Ini sebuah prestasi menurut saya.
Utang lama itu sebenarnya digunakan untuk apa?
Pinjaman itu digunakan untuk membangun infrastruktur. Ada dua pasar yang dibangun waktu itu. Memang bunga yang dibebankan oleh Bank Dunia waktu itu cukup besar juga sekitar 9%. Padahal sebenarnya bisa lebih murah lagi. Daerah lain ada yang hanya mendapat bunga 4%-5%. Seharusnya waktu itu melibat akademisi-akademisi yang lebih paham, jangan langsung menerima saja.
Jadi tiga tahun ini energy pemerintahan anda dikuras untuk membayar utang?
Iya. Memang seperti itu. Bisa anda bayangkan kalau utang Rp120 miliar itu dibagi dengan masa menjabat saya, maka rata-rata per hari kami harus membayar utang Rp75 juta.  Jadi setiap bangun  tidur, langsung bayar Rp75 juta. 
Meski demikian, kita tetap berupaya melakukan langkah-langkah yang terbaik dalam menyelesaikan itu. Alhamdulillah, tahun ini laporan keuangan daerah sudah tidak lagi disclaimer. Devisit kita juga sudah berkurang.  Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa dapat WTP.
Dengan utang sebesar itu apa pembangunan tak jalan?
Tidak juga. Memang ada sedikit kendala karena kita harus memenuhi kewajiban itu. Tetapi meski demikian kita  tetap melakukan pembangunan dengan memaksimalkan penggunaan anggaran yang ada. Misalnya, kita sudah membangun dua pasar dan tak perlu meminjam. Kita juga membangun taman Colli Pujie dengan kemampuan financial sendiri.
Bahkan sebenarnya, kalau kita logikakan, pembangunan di periode lalu itu, dibangun oleh pemerintahan kami. Kenapa? Karena pada masa kamilah kemudian utang-utang pembiayaan infrastruktur itu dilakukan.
Jika tak ada utang sebesar itu, kira-kira apa yang bisa dibangun?
Wah banyak. Bisa dibayangkan kalau uang sebesar itu kita gunakan, maka kita bisa membangun jalan sepanjang 120 kilometer.  Semua jalan di Kabupaten Barru akan kita bangun sampai pelosok-pelosok.
Meski secara financial pemerintahan anda pada awal periode kurang longgar, namun anda berhasil mengisi sekitar 500 jabatan yang lowong pada periode sebelumnya. Bukankah itu menguras anggaran karena pemerintah harus membayar tunjangan jabatan?
Pada tahun pertama menjabat, kami menemukan dari sekitar 600-an jabatan, hanya terisi sekitar 100-an di lingkup Pemkab Barru. Ini juga persoalan, karena pemerintahan kan tidak bisa jalan jika seperti itu. Makanya kami langsung melakukan pengisian jabatan-jabatan itu. Tapi melalui mekanisme fit and proper test. Kita menguji kompetensi mereka. Kita mengundang akademisi untuk menguji. Alhamdulilah, saat ini jabatan lowong itu sudah terisi hingga mencapai 500-an. Sisanya belum kita isi karena memang kita kekurangan tenaga.Apalagi saya tahu betul apa cita-cita seorang PNS. Saya mengerti apa yang mereka kejar dalam karier.  Saya kan pernah merasakan sendiri menjadi  seorang PNS dari golongan terendah sampai kini sudah menjadi 1E. Sama dengan jenderal bintang lima.

0 comments: