Surabaya, jejakkasus.com - Penampilan cantik,
berkulit putih, dengan mengucapkan bahasa ciri khas luar Jawa Timur,
itulah gambaran 35 wanita sebanyak saat diamankan petugas Satpol PP
Kota Surabaya.
Mereka menangis saat diamankan dari Delta Spa n Health Club yang berada di Gedung Aneka Plasa, Jalan Simpang Dukuh Surabaya. Senin (10/11/2014).
Mengapa mereka diamankan petugas? Ternyata usaha Delta Spa n Health Club ini tak dapat menunjukkan TDUP (tanda daftar usaha pariwisata) yang dikeluarkan Disbudparta. Namun, usaha ini telah mengurus kelengkapan ijin hingga tahap IMB dan HO.
“BAP-nya tetap kita kirim ke Disbudparta. Dan setelah ada rekomendasi dari sana, kita akan menindaklanjutinya. Tapi saat kita merazia tadi, kegiatan mereka sudah kita hentikan,” kata Irfan Widiyanto, Kasatpol PP Kota Surabaya.
Ternyata dari 35 gadis yang diamankan dari gedung berlantai 5 ini rata rata berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat. Mulai dari Sumedang, Bekasi, Cirebon hingga Indramayu bahkan Subang.
Seperti kata wanita berusia 23 tahun asli Sumedang ini sebut dengan nama Nita, bahwa dirinya dan rekan rekannya sudah tiga bulan di kota Pahlawan. Namun, baru satu bulan kemarin dirinya dipekerjakan. Karena, usaha ini baru dibuka untuk umum, awal Oktober lalu.
“Kami semua, tidur di mess yang disediakan perusahaan. Ya di lantai 4 mas. Kalau lantai 5 kan khusus dapur. Jadi, kita kerja, tidur dan makan ya disini (gedung spa),” ungkap cewek tinggi, berambut hitam lurus ini.
Sementara saat ditanya soal pelayanan Spa plus plus yang melibatkan dirinya. Nita spontan menampik dengan nada lantang. Bahkan, usai ditanya soal itu, dirinya langsung enggan bercerita kembali. “Sudah, jangan tanya saya lagi. Kita ini tak bersalah, kenapa diangkut seperti ini. Kalau hanya didata seperti ini, kenapa tak ditempat kerja saya saja. Kalau diberitakan dan tau orang rumah, kan malu saya mas,” keluhnya sewot.
Nita dan rekan rekannya memang sama sekali tak menyangka sore kemarin bakal digelandang naik kesebuah truk pengakut milik Satpol PP. Dan itulah yang membuat ke-35 cewek ini menangis sesenggukan. Namun, mereka hanya bisa berpasrah.
Sampai di mako Satpol PP. Mereka langsung didata satu persatu. Mulai dari KTP/Kipem, nomor telepon dan ijin terapis yang seharusnya mereka kantongi. Bahkan, satu persatu mereka pun difoto untuk kemudian database Polisi Pamong Praja.
“Ini adalah giat rutin kita untuk melakukan penyisiran ke berbagai tempat sebagai wujud operasi yustisi. Khusus tempat ini (Delta Spa), sengaja kami lakukan, karena kami khawatiran, mereka beralih profesi kearah tindak asusila. Semua sedang kami data. Dan akan kami kroscek dengan Dinas Sosial. Hasil sementara, rata rata dari mereka telah memiliki identitas. Dan belum kita dapati terapis dibawah umur,” terang Irfan.
Mereka menangis saat diamankan dari Delta Spa n Health Club yang berada di Gedung Aneka Plasa, Jalan Simpang Dukuh Surabaya. Senin (10/11/2014).
Mengapa mereka diamankan petugas? Ternyata usaha Delta Spa n Health Club ini tak dapat menunjukkan TDUP (tanda daftar usaha pariwisata) yang dikeluarkan Disbudparta. Namun, usaha ini telah mengurus kelengkapan ijin hingga tahap IMB dan HO.
“BAP-nya tetap kita kirim ke Disbudparta. Dan setelah ada rekomendasi dari sana, kita akan menindaklanjutinya. Tapi saat kita merazia tadi, kegiatan mereka sudah kita hentikan,” kata Irfan Widiyanto, Kasatpol PP Kota Surabaya.
Ternyata dari 35 gadis yang diamankan dari gedung berlantai 5 ini rata rata berasal dari beberapa daerah di Jawa Barat. Mulai dari Sumedang, Bekasi, Cirebon hingga Indramayu bahkan Subang.
Seperti kata wanita berusia 23 tahun asli Sumedang ini sebut dengan nama Nita, bahwa dirinya dan rekan rekannya sudah tiga bulan di kota Pahlawan. Namun, baru satu bulan kemarin dirinya dipekerjakan. Karena, usaha ini baru dibuka untuk umum, awal Oktober lalu.
“Kami semua, tidur di mess yang disediakan perusahaan. Ya di lantai 4 mas. Kalau lantai 5 kan khusus dapur. Jadi, kita kerja, tidur dan makan ya disini (gedung spa),” ungkap cewek tinggi, berambut hitam lurus ini.
Sementara saat ditanya soal pelayanan Spa plus plus yang melibatkan dirinya. Nita spontan menampik dengan nada lantang. Bahkan, usai ditanya soal itu, dirinya langsung enggan bercerita kembali. “Sudah, jangan tanya saya lagi. Kita ini tak bersalah, kenapa diangkut seperti ini. Kalau hanya didata seperti ini, kenapa tak ditempat kerja saya saja. Kalau diberitakan dan tau orang rumah, kan malu saya mas,” keluhnya sewot.
Nita dan rekan rekannya memang sama sekali tak menyangka sore kemarin bakal digelandang naik kesebuah truk pengakut milik Satpol PP. Dan itulah yang membuat ke-35 cewek ini menangis sesenggukan. Namun, mereka hanya bisa berpasrah.
Sampai di mako Satpol PP. Mereka langsung didata satu persatu. Mulai dari KTP/Kipem, nomor telepon dan ijin terapis yang seharusnya mereka kantongi. Bahkan, satu persatu mereka pun difoto untuk kemudian database Polisi Pamong Praja.
“Ini adalah giat rutin kita untuk melakukan penyisiran ke berbagai tempat sebagai wujud operasi yustisi. Khusus tempat ini (Delta Spa), sengaja kami lakukan, karena kami khawatiran, mereka beralih profesi kearah tindak asusila. Semua sedang kami data. Dan akan kami kroscek dengan Dinas Sosial. Hasil sementara, rata rata dari mereka telah memiliki identitas. Dan belum kita dapati terapis dibawah umur,” terang Irfan.
0 comments:
Post a Comment