Banyuwangi, www.jejakkasus.info- Dampak Penodaan
Agama Islam oleh penyalahgunaan kekuasaan KPN BWI Kurnia Yani Darmono,SH,MH
semakin hari semakin meluas seolah-olah tidak mau ketinggalan dengan hujatan
rakyat kepada DPR atas RUU Pilkada yang semakin hari juga semakin mewabah.
Akibat ngototnya KPN Bwi yang tidak mau mengembalikan musholla ke asalnya,
kegeraman dan hujatan masyarakat Banyuwangi
semakin menjadi jadi.
Saleh, salah
seorang pengunjung mengeluhkan, ‘ Ini kelakuan paling tidak masuk akal. Masak
Mas, musholla yang dulu bagus, ada tempat imamnya, wudhlu nyaman, luas,
dijadikan tempat buku. Selanjutnya Saleh
yang melihat jalannya demo intelektual meenyesalkan sikap bandel KPN Bwi, ‘ Kok
ada ya kepala hakim seperti itu. Pinter berbohong. Saya tanya sama pegawai-pegawai, kenapa
mushollanya jadi tempat buku, mereka mengangkat pundak sambil memonyongkan bibir.
Wah, ini ada yang tidak beres’ ungkapnya ketika ditemui wartawan Jejak Kasus
pasca demo KPJ Laskar Putih bubar.
Tidak hanya Saleh,
Zulkifly salah satu pengunjung sidang juga mencibir, ‘Kepala hakim kok tidak ngerti
aturan. Sudah tahu Rumah Allah malah dipake perpustakaan, apa nggak takut Azab ?
Orang Besar kok memberikan contoh buruk sama masyarakat.’ Sambil jalan menuju
Masjid Ahmad Dahlan yang berada tidak jauh dari PN Banyuwangi, Zulkifly
menghujat, ‘Orang kalau sudah keblinger ya begitu. Enak-enak musholla di atas
malah dipindah ke pos kamling di pasar subuh. Tahu kan Mas gimana gaduhnya
pasar subuh? Ya seperti itu musholla PN Sekarang. Pernah ibadah gak dia itu?
Dasar manusia gak jelas’.
Sementara itu,
dalam orasi menghadapi demo intelektual KPJ Laskar Putih yang dipimpin Yunus
Wahyudi, KPN Bwi Kurnia Yani Darmono menyatakan bahwa ide menggusur musholla
bukanlah idenya melainkan dampak dari kedatangan pejabat MA yang meminta PN Bwi
menyiapkan ruang sidang anak. Adanya gerakan demo intelektual 22 September
2014, KPN Bwi menjanjikan saat itu juga akan melapor ke pimpinan MA. Mbah Waris
yang melihat VCD diputar langsung
nyelethuk, ‘Orang jahat kalau bingung, ngomongnya ngawur.
Apa hubungannya
mengoper musholla menjadi perpustakaan dengan kedatangan pejabat? Kalau VCD ini sampai diputar di MA, apa gak
ngamuk pejabat yang datang ke PN Bwi waktu Itu. Mau cari kambing hitam gak pakai otak, kalau ada VCD
nya begini, mau bilang apa lagi. Ketua Pengadilan kok bayarannya saja yang kualitas, ngomongnya
kacau. Kalau jaman Belanda dulu, wes tak mimis dia itu. Ngotor-ngotori negoro’
. Ocehan Mbah Waris yang pensiunan tentara jaman Jepang itu. Tentu saja membuat
pengunjung warung kopi tertawa. Jadilah diskusi antar usia di warung kopi
mejadi hangat. Topiknya hujatan penuh kepada KPN Bwi.
Adanya informasi bahwa ruang
perpustakaan yang dijadikan
musholla ternyata berada tepat di bawah
WC lantai 2. Sementara kondisi WC sering rembes. Wartawan JK segera meluncur ke PN Bwi mericek berita tersebut dan dibenarkan oleh
salah seorang karyawan yang tidak mau disebutkan namanya. ‘Tolong Mas, nama
saya dirahasiakan. Ketua yang sekarang arogannya luar biasa, bahkan teman saya
diancam juga. WC itu rembes ke bawah, makanya sejak dipindah, saya tidak pernah
shalat di kantor, masak saya bersujud kepada Allah di ruang najis?!’
Karyawan
lain yang juga tidak mau disebutkan namanya menyampaikan bahwa ketika usahanya
menghalangi pengoperan musholla berbuntut ancaman, dia curhat situasi kantor
kepada mantan KPN Bwi sebelumnya, ‘Pak
Made Hindu. Dia kecewa dengan kebijakan Pak Ketua sekarang. Kenapa harus
mengusik musholla, tempat lain masih ada dan bisa dikondisikan untuk ruang
sidang anak’. Karyawan itu juga menegaskan, bahwa usulan
rehab gedung membutuhkan kegigihan. Dari 36 usulan PN se Indonesia, hanya 4 yang
usulan rehabnya dikabulkan termasuk PN Bwi., ‘Rehab gedung dan penyediaan
musholla itu perjuangan Pak Haji
Ridwan,Mas. Teman-teman di sini tahu bagaimana jerih payahnya Bapak untuk
mendapatkan rehab waktu itu. “
Tanpa dimintai pendapat, karyawan itu mencurahkan
uneg-unegnya, ‘Kalau Pak Ridwan dulu karyanya nyata, PN Bwi bisa megah seperti sekarang, ya berkat
perjuangan Bapak. Meskipun tidak sempat menikmati, tapi karyawan di sini tidak
pernah melupakan beliau. Orang baik, pada karyawan sangat mengayomi, bertolak
belakang dengan yang satu ini, angkuh dan sombongnya gak ketulungan”. Ketika
ditanya, bagaimana sikap karyawan Bwi ketika ada demo KPJ Laskar Putih, sontak
di menjawab, ‘Yo seneng to Mas. Semua bersorak cuma diam. Kapan ya Pak Ketua
ini segera keluar dari Bwi, suasana kantor sangat tidak nyaman. Tidak seperti
dulu-dulu.’
Mendapati kondisi
bahwa tempat sholat sekarang berada di bawah WC bocor,Helmii meradang. Aktifis
muda Banyuwangi itu menyatakan,’ Dunia kalau sudah dipimpin manusia-manusia
dholim, hukum ke-tauhid-an tersingkir oleh ambisi dunia. Seperti yang
saat ini terjadi di PN Bwi, KPN yang seharusnya memberikan kenyamanan pelayanan
termasuk sarana ibadah, ini malah terbalik. Sungguh mengenaskan Lembaga
Peradilan dihuni hakim seperti itu. Mana Ketua lagi’.Selanjutnya Helmi juga
menegaskan bahwa KPN Bwi akan segera menuai atas badai yang ditanam. Helmi
menyampaikan bahwa tindakan KPN Bwi sudah di luar batas peri kemanusiaan.
Menurut Helmi, memindah musholla ke ruang yang lebih buruk saja sudah merupakan
pelecehan, “Apalagi ini ke tempat najis. Ini sudah bukan perbuatan manusia.
Sudah sangat jauh langkah KPN Bwi menodai agama Islam’, Tutur Helmi dengan
suara tertekan menahan amarah. Aktifis Banyuwangi yang selalu aktif memberikan
pendampingan pada kaum buruh itu menyesalkan sikap bandel KPN Bwi yang tidak
mau mengembalikan musholla ke asalnya , ‘Lihat saja orang itu. Tidak lama lagi
azab Allah pasti datang. Azab yang tidak bisa diukur sakitnya oleh manusia.’
Ledakan kemarahan
juga dilontarkan oleh Yunus, Ketum KPJ Laskar Putih. Dia menyesal baru
mengetahui bahwa musholla PN Bwi yang baru beratap najis. Dia menyatakan, kalau
saja tidak menaruh rasa hormat kepada pembinanya, dia sudah menghajar KPN Bwi
dengan kepalan tangannya. ‘Biadab benar
Yani Darmono. Ini sudah pelecehan hebat agama saya. Masak Rumah Allah digusur di tempat najis.
Bertaruh nyawa bagi saya tidak masalah, Syurga jaminannya. Bukan hanya saya,
siapapun yang merasa Islam sebagai pegangan hidup, pasti siap berjihad meski
harus meregang nyawa.’ Menurut Yunus
yang di- amini Helmi, alasan KPN Bwi
akan konsultasi dulu ke pimpinan MA,
adalah kelicikan yang sangat mudah dibaca.’ Mana mungkin KMA memerintahkan
penggusuran musholla . Keterlaluan Yani Darmono itu. Wajahnya saja sudah kelihatan tidak beres,
apalagi lidahnya. Kalau bukan karena Bunda, sudah tak kerahkan ribuan masa
Islam gempur PN Bwi’.
Usut punya usut,
ternyata perempuan yang mampu menjinakkan keganasan Yunus dkk. dalam berprinsip
adalah mantan Kabag Humas Pemkab Banyuwangi era Bupati Ratna. Yunus menyatakan
bahwa dia dan kawan-kawannya sangat menghormati Bos Kendedes FM itu karena sikap
konsekwensinya tinggi. “Bunda wanti-wanti, cari motif penggusuran itu. Syukur
kalau bisa dari KPN sendiri. Bunda akan kirim beberapa fotografer buat abadikan
demo kamu, tapi jangan arogan, tunjukkan kualitasmu sebagai putra Kyai Besar.
Sakjane Mas, saat mendengar orasi Pak
Kurnia yang ga jelas itu, tangan ini
sudah mau nonjok saja, Cuma karena sudah digaris keras sama Bunda, ya sangat terpaksa menekan kemarahan.’
Menurut Komandan Laskar Putih yang terkenal
garang bila melihat kaum lemah teraniaya itu, dia belajar banyak dari mantan guru SD dan dosen itu. Di mata Laskar
Putih, sosok perempuan dengan lima cucu itu luar biasa., “ Mana ada orang
Indonesia yang rela kehilangan jabatan mundur dari PNS kalau bukan Bunda.
Ternyata apa,Mas? Barisan pejabat angkatan Bunda masuk penjara semua”. Pujian Ketum KPJ Laskar Putih
memang tidak berlebihan, tidak ada orang Bwi yang tidak mengenal namanya
Satiyem. Garis kerasnya terhadap penyimpangan-penyimpangan hukum tanpa
mempedulikan siapa yang dilawan, menciptakan kekaguman terutama dari kalangan
bawah. Banyak kebencian tercipta dari kalangan-kalangan tertentu terutama kaum
yang sudah biasa menjadi ‘perampok berdasi’.
Ketakutan berbenturan dengan’ Ratu
Selatan’(istilah populer Satiyem ) di kalangan wartawan sangat mewarnai aroma
‘Kaum Sepatu’ di Banyuwangi. Ketua Asosiasi Perempuan Banyuwangi (APB) itu juga menimbulkan iri terutama perempuan
yang merasa tidak mampu bersaing. Di
saat beberapa perempuan dengan berbagai cara bahkan rela jadi apapun demi
berburu tempat empuk, Satiyem justru enjoy dengan statusnya sebagai istri dan
nenek dari lima cucunya. Berbagai partai menawarinya menjadi caleg bahkan semua
biaya ditanggung sponsor, Satiyem menolak keras. ‘Buat apa terhormat jadi
politisi kalau di akhirat jadi penghuni neraka.” Prinsip itulah yang membuat
keseganan kawan dan lawan pada Bos Kendedes FM itu.
Yang bikin
heran adalah intuisi Satiyem jarang meleset termasuk perintahnya kepada Laskar
Putih dan perwakilan beberapa pondok pesantren Bwi menjalankan demo intelektual
di PN Bwi. Yunus menjelaskan, setelah demo, mereka bersama-sama menemui Satiyem
meminta petunjuk lebih jauh. Setelah melihat hasil rekaman, Satiyem menjelaskan
kepada mereka bahwa orasi KPN Bwi itulah yang ditunggu. Menurut Yunus, dari
orasi Kurnia Yani Darmono, Satiyem bisa menunjukkan point-point dimana kualitas
KPN Bwi ditunjukkan. Menurut Yunus, Satiyem menjelaskan bahwa KPN Bwi telah
memberikan jawaban sendiri atas perbuatannya. “Kalian dengar orasinya, ide
penggusuran musholla bukan dari dirinya tetapi berawal dari kedatangan pejabat
MA ke PN Bwi. Coba kalian bayangkan, apa
yang akan terjadi kalau VCD ini sudah
sampai ke tangan MA? Terima tidak yang bersangkutan dijadikan kambing
hitam penodaan agama? Belum nanti kalau dikonfrontir dengan karyawan yang tahu
persis ngototnya KPN Bwi waktu itu? Itu salah satu alasan kenapa Bunda melarang
kalian melakukan gerakan masa besar-besaran.’
Dihubungi melaui HP,
Satiyem membenarkan sengaja melarang Yunus mengerahkan masa. Satiyem
menyatakan, ‘Kalau hanya mau mencabut sebatang rumput, gak perlulah mengusik
batang-batang padinya, rugi.” Menurut
Satiyem, penodaan agama hanya dilakukan KPN Bwi Kurnia Yani Darmono, bukan
kesalahan lembaga peradilan. Karena hanya KPN Bwi pelakunya dengan dukungan
Jamuji, cukup mereka berdua saja yang wajib mempertanggungjawbkan perbuatannya.
Satiyem menegaskan bahwa, mengerahkan massa cuma untuk dua orang yang sudah
jelas tindak pidananya adalah perbuatan sia-sia dan hanya akan mencemari
lembaga peradilan. Dia menegaskan bahwa menjaga kewibawaan lembaga peradilan adalah tugas
setiap warga negara, bukan tugas hakim semata. “Kalau menjaga kewibawaan
Lembaga Peradilan hanya menjadi tugas hakim, terus hakimnya seperti Kurnia Yani
Darmono dan Jamuji, mau jadi apa negara ini?
Satiyem menyampaikan bahwa
membawa KPN Bwi ke ranah pidana adalah cara terbaik dalam proses pengadilan
rakyat, ‘Wong sudah jelas KPN Bwi melakukan tindak pidana pasal 156a KUHP, buat
apa mengerahkan massa, kasihan lembaga
peradilan kita. Dilaporkan saja ke Polda.’, Mantan dosen sejarah yang sangat
menikmati keluarganya itu menegaskan bahwa orang seperti KPN Bwi itu sangat
membanggakan jabatan sehingga kerap bersikap arogan. Menurut Satiyem, dengan
dilaporkan ke Polda, Kurnia Yani Darmono akan mengalami babak baru yang mengerikan.
“ Past Power Sindrome bakal memberatkan hari-harinya.’
Selanjutnya, Satiyem memberikan pengarahan KPJ
Laskar Putih mewakili masyarakat Islam Bwi membuat pengaduan dan tuntutan hukum
terhadap KPN Bwi dan Jamuji ke Polda. Pencipta lagu ‘Tembang Hakim” yang saat
ini sedang peoses finishing itu menambahkan,”
Pelaku jelas, perbuatan ada, Bukti cukup, saksi banyak, tinggal menyusun surat pengaduan saja selesai. Penyidiknya ya
tidak perlu kerja keras, kebutuhan BAP sudah terpenuhi. Sebagai hakim, dia
sudah tahu mau kemana endingnya
dengan fakta seperti itu’. Yunus membenarkan telah siap mengirim pengaduan dan
tuntutan hukum ke Polda Jatim pertanggal
01 Oktober 2014 dilengkapi dengan VCD. .
‘Yang pasti, surat pengaduan ini kami kirim melalui 3 jalur, fax, email dan
post. Mencabut rumput bandel mas, Bunda bilang gak boleh merusak batang
padinya’. Ungkap Yunus mengakhiri pembicaraan. Satiyem pun merasa lega
kader-kader binaannya pelan tapi pasti telah mengikuti jejaknya. “Saya bangga.
Mereka sekarang tidak sekedar memiliki keberanian dan
power besar , tetapi sudah melengkapi kehebatannya dengan langkah hukum
yang tepat. Mereka selalu berusaha belajar hidup secara benar dalam arti agama,
beda dengan manusia-manusia pencari pembenar buat sangune neraka.
Begitu
tergeser jaman, STROKE gak mati-mati”.
Kata Cover Depan edisi ini dengan gaya khasnya, bicara tanpa beban dan ketika disinggung soal
pemalsuan data penerbitan IMB PT Semen
Gresik oleh oknum pejabat pemkab bwi ,
“Santai saja, putusan pra peradilan sudah di tangan. Gak akan bisa kemana. Mau
mbayari tanah yang dihilangkan datanya pada IMB? Kasep wes..., gak ada cerita
transaksi bisa hapus tindak pidana. Apalagi sudah pra peradilan, No Way... Jendral Sutarman butuh prajurit sejati, gak manut aturan? Minggir. Apalagi memasuki Era Jokowi. Insyaallah nilai
ayah sebagai Ajudan Presiden Soekarno
yang masih hidup, cukup berlaku bagi Bu Mega. Kalau wes tak kasih signal begini penyidik mau
main-main, ya hancur seperti Kurawa”.
Tutur putri mantan Pasukan Kopasus Mayjen TNI Tjuk Soeroso (purn.) mengakhiri pembicaraan.
Sudah bukan rahasia lagi bila Satiyem keras dan bengis, bahkan sahabat karibnya
sendiri mantan Bupati Ratna Ani Lestari dibiarkan di penjara akibat
berseberangan prinsip, apalagi orang lain. Ada filsafat Jawa , di dunia ini ada
tiga manusia yang tidak boleh dilawan:1. Manusia edan ( tidak pernah
takut),2. Manusia Kaya ( Selalu bersyukur ) dan 3.Manusia Kuasa
(Sulit ditakhlukkan karena lurus agama,lurus hukum), dan Si Ratu Kidul ini
memiliki ketiga-tiganya. (Ted,JK).
0 comments:
Post a Comment